Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dunia e-commerce Tanah Air kedatangan pemain baru. iLotte, yang hadir dari kerjasama konglomerasi Salim Group dan Lotte Group.
Investasi kedua perusahaan ini pun tak tanggung-tanggung, mencapai US$ 100 juta. Rencanaya, akan ada 100.000 produk Korea di iLotte pada tahun 2018 mendatang.
Meski dibentuk dua perusahaan raksasa, Pengamat Indonesia Information and Communication Technology (ICT) Heru Sutadi menilai, iLOTTE sebagai pemain baru tidak bisa serta merta bersaing dengan pemain lama, sebutlah Tokopedia atau Lazada.
Menurutnya, iLotte membutuhkan waktu untuk mencuri perhatian dan kepercayaan masyarakat ketika menggunakan layanan belanja digital.
"Selain itu, waktu entry market berbeda. Korelasinya adalah dalam segi pengguna, pen-download dan ekosistem perdagangan mereka berbeda," ungkap Heru kepada KONTAN pada Selasa (10/10).
Mengusung konsep mall in mall, Heru melihat hal ini dapat menjadi kelebihan sekaligus kekurangan bagi iLOTTE tergantung segmen yang diincar. Saat ini, menurut Heru, konsumen belanja online memilih produk dari penjual perorangan lantaran barang yang unik dengan patokan harga murah meriah.
"Bukan berarti yang branded tidak laku, tapi pasarnya yang tidak branded lebih besar. Namun, karena harga produk branded akan mahal, memang segmennya terbatas atau khusus," terang Heru.
Heru melihat peluang iLOTTE dari produk Korea yang sedang booming dan pemberian reward kepada konsumen. Heru bilang, dua hal ini menjadi differensiasi antara iLOTTE dengan e-commerce yang ada di Indonesia.
Namun Heru kembali menegaskan bahwa iLOTTE butuh waktu dan ketahanan energi berupa finansial jangka panjang untuk tumbuh seperti Lazada dan Tokopedia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News