kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45902,17   -6,38   -0.70%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengembang besar siap merilis proyek anyar berskala jumbo


Rabu, 27 Juni 2018 / 19:46 WIB
Pengembang besar siap merilis proyek anyar berskala jumbo
ILUSTRASI. Pakuwon


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah pengembang besar sedang mempersiapkan proyek-proyek baru berskala besar. Ada yang berupa kawasan superblok terpadu dan ada juga kawasan kota mandiri. Tampaknya, pengembang sudah semakin optimistis bisnis properti ke depan akan kian membaik.

PT Pakuwon Jati Tbk misalnya, tengah mempersiapkan diri untuk mengembangkan kawasan baru di Bekasi. Selama ini, pengembang dengan kode saham PWON ini hanya fokus mengembangkan proyek properti di Kota Surabaya dan Jakarta.

Di Bekasi, Pakuwon akan mengembangkan kawasan superblok terpadu di atas lahan seluas 3,6 hektare (ha). Di sana akan dibangun empat tower apartemen dengan total luas area 118.000 meter persegi (m2), mall 71.000 m2, dan hotel bintang empat sebanyak 330 kamar.

Proyek ini akan mulai dibangun tahun 2019 dan diharapkan setidaknya akan rampung dibangun dalam empat tahun ke depannya. Saat ini, Pakuwon sedang merampungkan segala proses perizinan. Proyek ini ditaksir akan menelan investasi senilai Rp 1,8 triliun.

Pakuwon tampaknya melihat potensi pasar di sekitar proyek ini sudah cukup bagus. Sebab perusahaan ini semula menggadang-gadang akan mengembangkan proyek superblok terpadu di kawasan TB Simatupang, Jakarta Selatan. Namun sejalan dengan perkembangan pasar yang ada, PWON belum bisa menetapkan kapan proyek tersebut mulai dikembangkan.

Pakuwon memilih untuk mengembangkan kawasan superblok terpadu lantaran lokasi tersebut dinilai sangat strategis, didukung dengan proyek infrastruktur.

"Proyek di Bekasi ini memang cukup strategis karena hanya 300 meter dari stasiun LRT dan dekat dengan pintu tol Bekasi Barat. Proyek apartemen yang akan berdiri di atas mall kami lihat akan lebih cepat laku dibandingkan dengan proyek yang hanya berdiri sendiri," kata Stephanus Ridwan, Presiden Director Pakuwon Jati di Jakarta, Selasa (26/6).

Meskipun sudah ditetapkan akan mulai diluncurkan dan dibangun tahun depan, Pakuwon belum menetapkan harga unit apartemen yang akan dikembangkan di Bekasi ini. Namun, mengingat konsep proyek berupa mixed use development seperti yang banyak dikembangkan perusahaan maka segmen pasar yang akan mereka menyasar bukanlah menengah atau menengah ke bawah.

Sementara PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), pengembang yang fokus mengembangkan kawasan-kawasan kota mandiri memilih untuk melakukan ekspansi proyek baru di luar Pulau Jawa. Perusahaan akan mengembangkan kawasan baru di Makassar di lahan seluas 329 ha bertajuk Summarecon Mutiara Makassar.

Kalau tak ada aral melintang, proyek yang akan menjadi kota mandiri keenam Summarecon ini akan resmi diluncurkan pada kuartal III 2018. Menurut rencana desain, Summarecon Mutiara Makassar akan dikembangkan secara bertahap.

Tahap pertama pembangunan berupa kluster hunian tapak berisi 200-300 unit. Summarecon berencana melego dengan harga jual sekitar Rp 1 miliar per unit. SMRA menilai, segmen harga tersebut masih cukup besar di Makassar.

Mereka memilih mengembangkan hunian terlebih dahulu agar kawasan hidup dulu. "Kalau kawasannya sudah hidup baru kami kembangkan komersial," kata Jemmy Kusnadi, Sekretaris Perusahaan Summarecon Agung baru-baru ini.

SMRA cukup yakin Summarecon Mutiara Makassar akan berkembangkan sama seperti kawasan kota mandiri yang sudah dikembangkan perusahaan sebelumnya yaitu Summarecon di Serpong, Summarecon Kelapa Gading, dan Summarecon Bekasi. Sebab lokasi proyek ini juga cukup strategis berdekatan dengan jalan tol dan Bandara Makassar.

Saat ini, SMRA masih dalam tahap membangun infrastruktur Summarecon Mutiara Makassar. Mereka membangun jalan dan rumah contoh. Perkiraan nilai investasi proyek anyar tersebut mencapai Rp 500 miliar.

Pengembang lain, PT Ciputra Development Tbk (CTRA), juga menyiapkan proyek berskala besar untuk diluncurkan tahun ini. Perusahaan ini akan meluncurkan dua proyek baru pada semester II-2018.

Pertama, CTRA akan mengembangkan proyek skala kota di Sentul bertajuk Citra Sirkuit Residence Sentul di lahan seluas 100 hektare (ha). Proyek tersebut dikembangkan bekerjasama dengan grup keluarga Cendana sebagai pemilik lahan.

Proyek tersebut akan dikembangkan secara bertahap dimana tahap pertama akan dibangun rumah tapak. "Proyek ini akan diluncurkan kuartal IV-2018 dan tahap I akan dibangun landed house semua," kata Agus Surja Widjaja, Direktur Ciputra Group.

Lahan 100 ha tersebut akan dikembangkan menjadi kota mandiri yang di dalamnya tidak hanya dikembangkan proyek rumah tapak tetapi juga akan ada apartemen dan area komersial lainnya. Menurut Agus, sekitar 20% dari lahan akan dialokasikan untuk proyek high rise building yang akan dikembangkan pada tahap akhir.

Proyek rumah tapak yang akan diluncurkan pada kuartal IV mendatang akan menyasar pasar menengah ke atas. Produk hunian yang akan dibangun akan dijual akan dibagi dua segmen. Pertama, dengan harga sekitar Rp 700 juta-Rp 800 juta dan kedua dengan harga Rp 1,2 miliar-Rp 1,4 miliar.

Citra Sirkuit Residence Sentul akan menjadi bagian dari pengembangan kota seluas 1.000 ha di Sentul. Lokasi lahannya berada di antara Sirkuit Sentul dan Lapangan Golf Sentul Golf Utama. Proyek itu nantinya akan dikembangkan dengan konsep transit oriented development (TOD) sejalan dengan perkembangan pembangunan proyek kereta ringan atau Ligh Rail Transit (LRT) Jabodetabek tahap II yang akan menuju Sentul.

Lahan yang akan dikembangkan Ciputra tersebut merupakan milik keluarga Cendana lewat perusahaan holding PT Arthaasaka Bumi Asri Pratama. Grup ini membawahi empat perusahaan di Sentul yang memiliki lahan sekitar 1.500 ha yaitu PT Sirkuit Sentul, PT Sentul golf Utama, PT Prolindo Utama Karya dan PT Bureko.

Sedangkan proyek baru kedua yang akan dikembangkan CTRA berada di Cawang, Jakarta Timur. Ini merupakan proyek pengembangan mixed use bertajuk Citra Natura Jakarta yang akan dibangun di lahan seluas 7 ha.

Berbeda dengan Citra Sirkuit Residence Sentul yang dikembangkan secara kerja sama operasi, proyek baru kedua yang akan dirilis ini dikembangkan lewat kerja sama patungan atau joint venture (JV) dengan pemilik lahan.

Rencananya Citra Natura akan dibangun dengan merangkum 10 tower. Tahap pertama, perusahaan akan meluncurkan satu tower apartemen dulu yang diperkirakan akan dilakukan pada kuartal III mendatang dengan menyasar segmen menengah dan menengah bawah.

Selain dua proyek itu Ciputra Group sebetulnya berencana juga untuk meluncurkan dua proyek lagi yaitu di Proyek Apartemen Pulau Gadung dan Mixed Use Development Setia Budi Bandung. Namun, realisasinya akan sangat tergantung pada proses perizinannya.

Proyek di Bandung akan dibangun di lahan seluas 2,7 ha yang akan mencakup tiga tower gedung tinggi. Proyek ini ditaksir akan menelan investasi Rp 2,25 triliun.

Nanik Santoso, Direktur Ciputra Grup mengatakan, izin proyek di Bandung tidak mudah karena perusahaan belum bisa jualan sebelum Izin Mendirikan Bangunan (IMB) keluar. "Sementara saat ini baru dapat rekomendasi Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG)," ungkap Nanik.

Kemudian, perusahaan juga berencana merilis proyek apartemen di Pulo Gadung. Proyek di Pulo Gadung juga masih dalam proses perizinan. Proyek ini adalah joint venture bersama Gamaland dan Mutivision yang akan dikembangkan di lahan seluas 13,5 ha dan di sana akan didirikan 15 tower apartemen dengan kapasitas sekitar 28.000 unit.

Adapun PT Intiland Development Tbk (DILD) sebelumnya mengutarakan akan merilis dua proyek baru tahun ini. Perusahaan melihat properti di semua segmen masih tetap ada pasarnya. Tinggal bagaiman caranya meramu produk agar bisa semakin menggairahkan pasar.

Intiland berencana meluncurkan dua proyek baru yaitu proyek mixed use atau kawasan terpadu bertajuk Tierra di Dharmo Harapan Surabaya dan proyek apartemen di TB Simatupang, Jakarta Selatan.

Proyek Tierra Dharmo harapan akan dibangun di lahan 6 hektare (ha) dan tahap pertama akan dipasarkan apartemen dengan kisaran harga mulai Rp 500 juta -Rp 2 miliar. Sementara

proyek anyar yang akan dirilis di Jakarta Selatan akan mencakup dua tower apartemen.

Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono mengatakan, kedua proyek itu direncanakan akan diluncurkan pada kuartal IV 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×