Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Efek kunjungan Presiden Joko Widodo ke luar negeri yang mengundang investor untuk berbisnis di Indonesia jadi peluang pebisnis kawasan industri. Sejumlah pengembang pun mulai melirik bisnis lahan industri ini.
Salah satunya adalah PT Duta Anggada Realty Tbk (DART). Pengembang ini mulai merealisasikan ekspansi bisnis di kawasan industri dengan mengakuisisi lahan 107 hektare (ha) tahun lalu. Nah, tahun ini hingga tahun 2016, Duta Anggada berencana mengakuisisi lahan seluas 500 ha di Provinsi Banten.
Maklum, pengembang ini punya target bisa punya lahan hingga 1.000 ha di Banten. Selain itu, perusahaan ini juga berencana mengakuisisi lahan di Tanjung Api-Api, Sumatera Selatan untuk pengembangan lahan industri. Namun aksi ini masih belum menjadi skala prioritas Duta Anggada.
Tak mau kalah, PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) juga terus mengakuisisi lahan pengembangan kawasan industri di Subang, Jawa Barat seluas 150 hektare (ha) senilai Rp 120 miliar. Targetnya, tahun ini Duta Anggada Realty bisa mengakuisisi 500 ha lahan di daerah tersebut.
Saat ini, Surya Semesta sudah mengantongi izin lahan industri anyar di Subang seluas 2.000 ha. Selain memiliki lahan di Subang, SSIA juga memiliki lahan industri di Karawang, Jawa Barat.
Tahun ini, Surya Semesta menargetkan bisa menjual 60 hektare lahan industri, melonjak 163% dari pencapaian tahun lalu yang cuma menjual 22,8 ha. Meski penjualan lahan industri hingga Maret ini baru 5,4 ha, pengembang ini optimistis target yang dicanangkan bisa tercapai.
Sementara itu, PT Modernland Realty Tbk (MDRN) tak tinggal diam. Menurut Cuncun Wijaya, Sekretaris Perusahaan Modernland pihaknya tengah mengembangkan kawasan Timur Jakarta untuk dijadikan kawasan industri dan hunian.
Total cadangan lahan milik perusahaan ini di kawasan tersebut sekitar 593 ha. "Sampai saat ini kami masih terus melakukan akuisisi lahan di Timur Jakarta. Tapi pengembangannya baru akan dilakukan pada 2017 mendatang," ujar Cuncun kepada KONTAN, akhir pekan lalu.
Cuncun mengklaim tak menghadapi masalah soal akuisisi lahan. Ia juga merasakan bisnis kawasan industri cukup menguntungkan. Cuncun menyebut selalu terjadi kenaikan harga penjualan lahan sebesar 10%-15%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News