Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - PETALING JAYA. Sepanjang tahun 2017 terjadi peningkatan yang mengkhawatirkan terkait kejahatan ransomware dan serangan siber pada target rantai pasokan di sektor bisnis dan layanan profesional yang meningkat signifikan. Alhasil kebutuhan keamanan siber (cyber security) kian dibutuhkan.
Oleg Abdurashitov, Head of Public Affair, Kaspersky Lab Asia Pacific memaparkan meski dengan maraknya kejadian tersebut, atensi mengenai keamanan siber memang masih rendah. Diperlukan pendekatan secara menyeluruh mulai dari pemerintah, kalangan pengusaha hingga individu.
Apalagi kondisi geo politik kian memanas. Masing-masing negara kian memproteksi dirinya dari ancaman serangan siber yang kian kompleks. Tren global menunjukkan juga negara seperti Amerika Serikat, China, Singapura dan juga Jerman telah menyiapkan regulasi resmi di negaranya mengenani keamanan siber.
"Badan Siber dan Sandi Negara Indonesia masih perlu kerja banyak untuk penanggulaangan keamanan siber ini. Kerja sama antar lembaga negara Indonesia juga perlu ditingkatkan," kata Oleg saat ditemui Kontan.co.id beberapa saat lalu.
Hanya saja, saat ini Kaspersky memang belum bekerjasama secara resmi dengan pemerintah mengenai hal ini. Oleg mengaku saat ini perusahaan perbankan dan juga kalangan pelaku industri Indonesia yang baru memanfaatkan kerjasama dari perusahaan Rusia ini.
"Sudah ada sekitar 30 negara yang mengumumkan punya divisi keamanan siber di dalam bagian militernya," jelasnya.
Dari sisi perusahaan, menurutnya perlu ada infrastruktur keamanan siber yang komprehensif. Perlu ada sistem aplikasi keamanan yang selalu update, serta kontrol yang tersentralisasi. Sehingga bisa meminimalisir serangan siber yang masuk ke sistem perusahaan.
Adapun secara bisnis, bisnis Kasperksy ke depannya akan mengarah ke pengembangan partner baru di tiap regional. Serta pertumbuhan ke business to business (B2B) dan juga business to consumer (B2C).
Adapun Mei lalu, Kaspersky Lab baru bekerjasama dengan Telkomsel dan Melon untuk mewujudkan internet yang aman bagi masyarakat Indonesia.
Layanan ini disebut Kaspersky for Android, yang menyediakan produk-produk keamanan Kaspersky dengan berlangganan baik secara mingguan atau bulanan. Layanan ini tersedia untuk seluruh pelanggan Telkomsel, baik pengguna prabayar atau pascabayar.
Yeo Siang Tiong, General Manager, South East Asia, Kaspersky Lab memaparkan kerjasama ini karena pengguna ponsel di Indonesia terus berkembang. Seiring dengan bertumbuhnya, jaringan koneksi internet di Indonesia. "Dalam 10 hari sudah ada 7.000 aktivasi dalam layanan tersebut dan masih terus bertumbuh saat ini," kata Yeo.
Fitur-fitur yang ditawarkan oleh Kaspersky sendiri beragam, mulai dari scanning, memindai aplikasi yang baru diunduh secara otomatis, proteksi real time, anti-phishing, dan device optimized.
Menurut Yeo, Indonesia merupakan pasar yang besar bagi Kaspersky. Mengingat jumlah penduduknya yang besar di Asia Pasifik serta peningkatan jaringan koneksi 4G yang kian meluas.
"Selain Telkomsel belum ada lagi kerja sama baru. Kami tapi selalu terbuka akan kesempatan bisnis yang ada untuk meningkatkan keamanan siber," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News