Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. SKK Migas mengungkapkan pengganti perusahaan asal Rusia, Zarubezhneft di Blok Tuna akan segera diputuskan pada April 2024 mendatang. Saat ini sudah ada belasan perusahaan yang tertarik menggarap blok yang berlokasi di Laut Natuna Utara ini.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto menyatakan proses keluarnya (farm out) Zarubezhneft dari Blok Tuna dalam tahap buka data dan sudah ada yang menyampaikan penawaran.
“Ada ketertarikan 14 perusahaan kalau tidak salah, dari perusahaan luar negeri. Terakhir mereka harus menyampaikan Maret dan April keputusan pengganti ZN ini,” ujarnya ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (2/2).
Baca Juga: Sejumlah Perusahaan Berminat Gantikan Hak Partisipasi Rusia di Blok Tuna
Melansir catatan Kontan.co.id, keluarnya Zarubezhneft dari Blok Tuna merupakan buntut dari mandegnya pengembangan Blok Tuna akibat sanksi Uni Eropa dan Inggris kepada Premier Oil Tuna BV, anak usaha Harbour Energy Group karena bermitra dengan Rusia. Sanksi ini merupakan respons invasi Rusia ke Ukraina yang terjadi pada awal tahun lalu.
Direktur Eksplorasi SKK Migas, Benny Lubiantara menyatakan, prospek pengembangan Blok Tuna cukup potensial karena menyimpan cadangan migas yang layak diperhitungkan.
“Tuna lumayan ya, volume gas sekitar 300-an Billion Cubic Feet (BCF) dan minyaknya ada sekitar 20 juta hingga 30 juta,” ujarnya.
Di dalam rencana pengembangan atau plan of development (PoD), hasil migas dari Blok Tuna akan dikirimkan ke Vietnam.
Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf menjelaskan lebih lanjut, hasil migas dari Blok Tuna akan diekspor ke Vietnam karena jaraknya pengirimannya lebih dekat dibandingkan disalurkan ke dalam negeri.
“Jaraknya hanya 10 kilometer (km) ke Vietnam. Di situ ada fasilitas produksi gas eksisting milik Harbour, tetapi KKKS dengan Vietnam. Ini bisa disinergikan dibandingkan harus ditarik ke domestik butuh 600 km ke West Natuna,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Baca Juga: SKK Migas Percaya Diri Tangkapan Besar Migas Akan Jadi Magnet Tarik Investor
Mempertimbangkan jarak tersebut, Nanang menyatakan, biaya operasional pengiriman hasil gas Blok Tuna akan lebih efisien. Harga gas yang atraktif itu, nantinya akan memberikan dampak positif bagi proyek-proyek yang ada di wilayah perbatasan.
“Pengembangan Blok Tuna juga strategis karena berada di wilayah 3T (Daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar), betul-betul terluar karena sudah ada di utara Natuna berbatasan dengan Vietnam,” terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News