kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.914.000   -10.000   -0,52%
  • USD/IDR 16.291   14,00   0,09%
  • IDX 7.140   43,32   0,61%
  • KOMPAS100 1.026   0,52   0,05%
  • LQ45 779   2,15   0,28%
  • ISSI 234   0,17   0,07%
  • IDX30 402   1,16   0,29%
  • IDXHIDIV20 463   0,95   0,21%
  • IDX80 115   0,26   0,23%
  • IDXV30 117   0,40   0,34%
  • IDXQ30 129   -0,04   -0,03%

Pengusaha Frozen Food Bentuk Asosiasi, Siap Dorong UMKM Go Ekspor


Selasa, 15 Juli 2025 / 23:13 WIB
Pengusaha Frozen Food Bentuk Asosiasi, Siap Dorong UMKM Go Ekspor
ILUSTRASI. Para pelaku usaha frozen food Indonesia resmi mendeklarasikan pembentukan Asosiasi Pengusaha Frozen Food Indonesia (APFFI). Roy N. Mandey ditunjuk sebagai Ketua Umum APFFI


Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Para pelaku usaha frozen food Indonesia resmi mendeklarasikan pembentukan Asosiasi Pengusaha Frozen Food Indonesia (APFFI), Selasa (15/7), di Jakarta.

Roy N. Mandey ditunjuk sebagai Ketua Umum APFFI dalam deklarasi yang berlangsung di Bowl Coffee Connection, Jakarta.

Roy mengatakan, pembentukan asosiasi ini terinspirasi dari pengalaman panjangnya di sektor ritel modern saat memimpin Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) selama dua periode.

Kini, ia terjun langsung menjadi pelaku usaha frozen food, dan melihat adanya kebutuhan mendesak untuk mewadahi para pelaku usaha kecil-menengah yang bergerak di distribusi dan penjualan frozen food di daerah.

Baca Juga: Promo Hypermart Dua Mingguan sampai 16 Juli 2025, Aneka Frozen Food Diskon 10%

“Pelaku UMKM frozen food selama ini tidak memiliki asosiasi. Mereka bukan produsen, juga bukan pabrikan besar seperti yang diwakili oleh Nampa (Asosiasi Industri Pengolahan Daging Indonesia). Mereka ini berada di hilir, dan tidak punya wadah advokasi maupun pembinaan,” ujar Roy saat ditemui usai acara deklarasi pembentukan asosiasi, Selasa (15/7).

Roy menyebut setidaknya ada tiga tujuan utama dibentuknya APFFI: memperkuat solidaritas pelaku UMKM frozen food, mengadvokasi permasalahan mereka di hadapan pemerintah dan otoritas terkait, serta mendorong mereka naik kelas hingga menembus pasar ekspor.

Ia menilai, pasar frozen food memiliki potensi besar. 

“Pasarnya bisa mencapai hampir Rp 500 triliun per tahun. Siapa sekarang yang tidak makan nugget, enoki, atau yogurt? Tapi sampai sekarang belum pernah ada asosiasinya,” kata Roy.

Dalam pengembangan ekspor, APFFI sudah mengambil langkah konkret. Salah satu target pasar terdekat yang sedang dijajaki adalah Uzbekistan dan Dubai.

Roy menyebut pihaknya telah menjalin komunikasi dengan Kedutaan Besar Uzbekistan dan menjajaki kerja sama dengan Dubai Chambers untuk membuka jalur ekspor produk UMKM frozen food Indonesia.

“Pesan Pak Menteri Perdagangan itu jelas: jaga pasar, dorong ekspor, dan bantu UMKM go ekspor. Saya menjawab amanat itu lewat APFFI,” ujar Roy.

Ia juga menyoroti tantangan yang dihadapi pelaku usaha di hilir, mulai dari pajak berganda atas produk dari prinsipal, tekanan regulasi, hingga absennya pembinaan terhadap pelaku frozen food non-PKP.

Ikhwan, pengusaha frozen food dari Yogyakarta yang juga tergabung dalam APFFI, menambahkan bahwa ketidaksesuaian regulasi membuat UMKM sulit bersaing. 

“Harga jual jadi tidak kompetitif karena perbedaan perlakuan antara pelaku PKP dan non-PKP. Kita harap, melalui asosiasi ini, suara kami bisa terdengar dan dicarikan solusinya,” ujarnya.

Selain itu, pelaku UMKM juga menghadapi kendala dari sisi perizinan seperti BPOM dan PIRT, serta beban biaya logistik yang tinggi karena perlakuan khusus penyimpanan frozen food. Hal ini membuat margin keuntungan pelaku usaha sangat tipis.

Mendukung pembentukan APFFI, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi yang turut hadir dalam acara tersebut menyatakan bahwa keberadaan para pengusaha frozen food sangat penting dalam memperkuat cadangan pangan nasional, terutama di wilayah 3T (tertinggal, terluar, terdepan).

“Frozen food ini sangat membantu, terutama untuk daerah perbatasan yang minim akses pangan segar. Ini penting karena bisa memperpanjang masa simpan tanpa mengurangi nilai gizi,” ujar Arief.

Ia pun mengajak para pengusaha frozen food untuk mendukung Badan Pangan Nasional, khususnya dalam memperkuat cadangan ikan beku seperti tuna, cakalang, dan tongkol dari Indonesia Timur.

Roy menegaskan, APFFI terbuka bagi seluruh pelaku usaha frozen food, baik yang baru memulai maupun yang sudah mapan.

Ia berharap ke depan asosiasi ini mampu menjadi jembatan antara pelaku usaha, pemerintah, dan prinsipal produk, guna menciptakan ekosistem frozen food yang adil, kompetitif, dan siap go global.

Selanjutnya: Turut Diperiksa Terkait Kasus Beras Oplosan, Begini Penjelasan Japfa Comfeed (JPFA)

Menarik Dibaca: 4 Zodiak Paling Open Minded, Tidak Takut Mencoba Hal Baru!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×