kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pengusaha optimistis tak ada gejolak harga jelang Ramadan


Kamis, 18 Maret 2021 / 21:40 WIB
Pengusaha optimistis tak ada gejolak harga jelang Ramadan
ILUSTRASI. Aktivitas transaksi jual beli bahan pokok di pasar Pondok Gede,


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

Dia berharap, masyarakat tidak khawatir akan kelangkaan stok beras menjelang bulan suci Ramadhan tahun ini. "Jadi masyarakat tidak perlu khawatir. Karena kalau kita lihat saja untuk kebutuhan DKI Jakarta 30 ribu ton per hari, yang pokok itu," kata dia.

Pasokan dari daerah, kata dia, cukup memadai untuk menopang kebutuhan konsumsi masyarakat, karena saat ini para petani di daerah seperti Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat tengah panen.

Baca Juga: Mentan sebut impor beras baru wacana

"Mengenai pasokan kita tetap setiap daerah ya, terutama itu, Jatim, Jateng dan Jabar. Nah sejauh ini masih aman, tidak ada kendala sama sekali," ungkap dia.

Meski stok melimpah, diakui Zulkifli, harga beras cenderung turun dan sejauh ini masih stabil. Seperti harga beras medium dari harga Rp8,200-Rp8,500 sedangkan harga beras premium dari Rp10.000-Rp11.000.

"Nah ketersediaan beras sampai saat ini tidak ada kendala, justru hasil panen dari petani sangat mencukupi. Dari segi harga di pasar induk harga turun. Bukan naik, karena pasokan jalan terus. Hanya saja pembeli lemah, makanya harga beras turun," kata dia.

Meski begitu, tidak menampik jika kenaikan harga beras sangat memungkinkan. Apalagi menuju bulan puasa karena permintaan meningkat.

"Intinya kita tetap menjaga agar pasokan beras aman. Itu bisa dilihat dari kronologis pasokan hingga saat ini yang berjalan lancar. Nah stok di bulog pun cukup," kata dia.

Sedangkan, bagi kebutuhan daging sapi untuk Ramadhan tahun ini dipastikan Ketua APDI Jakarta Asnawi akan mengalami kekurangan.

Pasalnya, stok yang bisa dikeluarkan pedadang-pedagang sapi itu dari jumlah 115 ribu ekor hanya bisa mengeluarkan 25 ribu ekor untuk tahun.

"Ini sifatnya nasional ya. Kalau bicara kebutuhan untuk momen awal Ramadhan dan Idul Fitri sampai hari raya dari awal April stok hanya 25 ribu untuk nasional," kata dia.

Kebutuhan yang sangat besar untuk daging sapi terbagi di tiga wilayah yakni DKI Jakarta 6,38 kg perkapita pertahun, Provinsi Banten per kapita per tahun di 2,94 kg, dan Jabar 33,4 kg per kapita per tahun.

"Berbicara kebutuhan menjelang Ramadhan dan Idul Fitri untuk 3 Provinsi ini membutuhkan 46.75 ton yakni April dan Mei, yang terdiri dari sapi siap potong dibutuhkan sebanyak 114.350 sapi, itu setara dengan daging 20,110 ton," kata dia.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×