Reporter: Vina Elvira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) mencatatkan kinerja penjualan sebesar Rp275,53 miliar pada kuartal I-2025, meningkat 44,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 190,96 miliar.
Peningkatan penjualan ini ditopang oleh kenaikan volume penjualan seluruh produk utama. Penjualan Tandan Buah Segar (TBS) naik 46,9%, Minyak Kelapa Sawit Mentah (CPO) naik 37,9%, dan inti sawit (Palm Kernel/PK) melonjak 95,9%.
Laba kotor perusahaan tercatat sebesar Rp 121,31 miliar dengan marjin kotor mencapai 44%. Pencapaian ini didukung oleh kenaikan harga CPO, peningkatan efisiensi rantai pasok, mekanisasi operasional, serta kontribusi lebih besar dari penjualan CPO dan PK.
Baca Juga: Prospek Industri Sawit Cerah, Ini Rencana Bisnis Cisadane Sawit Raya (CSRA) di 2025
Direktur Keuangan dan Pengembangan Strategis CSRA, Seman Sendjaja, menyampaikan bahwa industri kelapa sawit Indonesia menghadapi berbagai dinamika pada kuartal I-2025 yang memengaruhi produksi.
Namun, melalui pengelolaan operasional yang baik, CSRA berhasil mencatatkan peningkatan produksi selama periode tersebut.
“Harga minyak sawit pada kuartal pertama tahun ini relatif stabil dan cenderung menguat, seiring dengan tingginya permintaan biodiesel domestik dan dukungan kebijakan pemerintah,” ujar Seman dalam keterangan pers, Rabu (30/4).
Ia menambahkan bahwa perusahaan terus berupaya meningkatkan produktivitas tanaman untuk menjaga dan meningkatkan kapasitas produksi internal. Langkah ini juga disertai dengan strategi harga yang berorientasi pada keberlanjutan jangka panjang.
Baca Juga: Cisadane Sawit Raya (CSRA) Siapkan Strategi Ini untuk Maksimalkan Kinerja di 2025
“Selain itu, perusahaan juga akan terus fokus pada penguatan teknologi, terutama dalam optimalisasi mekanisasi proses panen dan transportasi,” lanjutnya.
Laba bersih CSRA pada kuartal I-2025 melonjak 255,2% secara tahunan (YoY) menjadi Rp78,96 miliar, dengan marjin laba bersih sebesar 28,7%.
Hingga akhir Maret 2025, total aset perusahaan tercatat sebesar Rp2,34 triliun, meningkat 3,9% dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2024 yang sebesar Rp2,25 triliun.
Selanjutnya: Wamenaker Klaim Angka Pengangguran Capai 7,48 Juta Tahun Ini
Menarik Dibaca: Ini Peluang dan Tantangan dari Indonesia yang Mendapat Pengenaan Tarif Resiprokal
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News