Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan mobil nasional di pasar domestik tembus 500.000 unit di sepanjang tahun 2020. Mengutip data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil secara nasional dari pabrikan ke diler (wholesales) di pasar domestik mencapai angka 532.027 unit, sementara penjualan dari diler ke konsumennya (penjualan ritel) mencapai 578.327 unit.
Penjualan mobil secara nasional, baik wholesales maupun penjualan ritel sejatinya mengalami penurunan secara tahunan. Dibandingkan realisasi wholesales 2019 yang mencapai 1.030.126 unit, realisasi wholesales di tahun 2020 mengalami penurunan 48,35%, sementara penjualan ritel nasional di tahun 2020 mengalami penurunan 44,55% dari realisasi 2019 yang sebesar 1.043.017 unit.
Meski begitu, realisasi penjualan di tahun 2020 sejalan dengan target final yang dicanangkan oleh Gaikindo. Sedikit kilas balik, Gaikindo sempat beberapa kali merevisi target penjualan selama tahun 2020.
Revisi pertama dilakukan pada kuartal kedua tahun 2020. Kala itu, Gaikindo memutuskan untuk merevisi target penjualan dari semula 1,05 juta unit menjadi 600.000 unit lantaran pasar yang lesu akibat Covid-19. Terakhir, revisi kembali diputuskan pada November 2020 setelah menimbang situasi pasar terkini saat itu.
Baca Juga: Honda catatkan penjualan sebanyak 9.887 unit pada Desember 2020
“(Realisasi penjualan 2020) sesuai dengan (hasil) revisi target Gaikindo untuk tahun 2020,” kata Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto kepada Kontan.co.id, Jumat (15/1).
Dalam realisasi penjualan yang turun lebih dari 40% itu, brand Toyota masih tetap kokoh berada di posisinya sebagai penguasa pangsa pasar terbesar atawa market leader.
Tercatat, penjualan ritel Toyota mencapai 182.665 unit atau setara dengan sekitar 31,6% dari total penjualan mobil secara nasional.
Memang, dibandingkan perolehan market share tahun lalu yang mencapai 31,7%, market share Toyota sedikit mengalami penurunan. Namun angka tersebut masih jauh lebih besar dari perolehan brand-brand lainnya.
Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM), Anton Jimmy Suwandi mengatakan, keberhasilan Toyota dalam mempertahankan posisi sebagai market leader berhasil didapat lantaran kekuatan brand, kualitas produk, dan jaringan layanan purnajual atawa after sales Toyota.
Di sisi lain, Toyota juga gencar melakukan sejumlah strategi agar penjualannya bisa terus terpacu di tengah pandemi.
“Banyak effort di masa pandemi ini seperti sales program, digital marketing, (dan) program after sales, termasuk (program) mobile/pickup service,” kata Anton kepada Kontan.co.id, Jumat (15/1).
Berangkat dari capaian tersebut, TAM menargetkan bisa tetap mempertahankan posisi sebagai market leader dengan market share minimal 31% pada tahun 2021 ini.
Rencana dan strategi TAM kurang lebih masih sama dengan tahun sebelumnya, yakni memperkuat produk, kegiatan pemasaran, dan layanan purnajual.
“Harapan di 2021 tentu situasi pandemi dan ekonomi bisa membaik sehingga mendukung industri dan market otomotif Indonesia,” tutur Anton.
Baca Juga: Harga mobil bekas Isuzu Panther Januari 2020 mulai dari Rp 100 jutaan
Berikutnya di posisi kedua, terdapat brand Daihatsu dengan capaian penjualan ritel 100.026 unit selama tahun 2020. Dari hasil penjualan itu, Daihatsu menggenggam market share sebesar 17,3%, naik sedikit dibanding perolehan market share Daihatsu di tahun 2019 yang sebesar 17%.
Marketing & Customer Relations Division Head PT Astra International Daihatsu Sales Operation (AI-DSO), Hendrayadi Lastiyoso mengatakan, kenaikan market share didapat lantaran penurunan penjualan yang dicatatkan Daihatsu masih lebih rendah bila dibanding penurunan mobil nasional.
Bila dibanding dengan realisasi penjualan ritel Daihatsu tahun 2019 yang mencapai 177.588 unit, penjualan ritel Daihatsu di tahun 2020 memang mengalami penurunan sekitar 43,67%, sedikit lebih rendah bila dibanding penurunan penjualan ritel mobil nasional yang mencapai 44,7%.
“Dengan capaian di 2020, Daihatsu bisa mempertahankan posisi nomor 2 selama 12 tahun berturut-turut,” kata Hendrayadi dalam konferensi pers virtua.
Di tahun 2021, Daihatsu masih keukeuh ingin mempertahankan posisi nomor duanya di pasar otomotif Indonesia dengan market share minimal 17%.
Daihatsu belum banyak membagikan strategi bisnis untuk tahun 2021, namun Marketing Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Amelia Tjandra membocorkan bahwa Daihatsu akan melakukan penyegaran produk.
“Tahun ini, 2021, Daihatsu juga sudah menyiapkan, rangkaian untuk penyegaran produk. waktunya kapan, nanti kami akan informasikan,” ujar Amelia pada acara yang sama.
Sementara itu di posisi nomor 3, terdapat brand Honda dengan realisasi penjualan ritel 79.451 unit atau setara dengan 13,7% dari realisasi penjualan ritel mobil secara nasional. Angka market share tersebut sedikit lebih rendah dari perolehan market share Honda di tahun 2019.
Tahun 2019 lalu, brand Honda berhasil mengempit market share 14,3% dengan penjualan ritel 149.439 unit. Dengan capaian itu, Honda juga berada di posisi nomor 3 dalam hal perolehan market share di pasar otomotif Indonesia.
Business Innovation and Sales & Marketing Director PT Honda Prospect Motor (HPM), Yusak Billy menyatakan, realisasi penjualan Honda di 2020 masih sejalan dengan kondisi pasar otomotif yang memang mengalami penurunan, namun ia mensyukuri performa penjualan ritel Honda di paruh kedua tahun 2020 yang cenderung menunjukkan pertumbuhan penjualan bulanan secara perlahan.
Menyoal market share yang menurun, Billy menilai bahwa hal terjadi lantaran pertumbuhan pasar di tahun 2020 lebih digerakkan oleh penjualan kendaraan segmen niaga. Asal tahu saja, penjualan Honda memang lebih fokus pada segmen kendaraan penumpang.
Baca Juga: Harga mobil bekas Datsun Go Panca Plus tahun muda sudah terjangkau, mulai Rp 50 juta
Harapan Billy, program vaksinasi bisa menggerakkan perekonomian dan berdampak baik terhadap pasar otomotif di tahun 2021. Target HPM, Honda bisa kembali mengempit market share sebesar 14,3% seperti pada tahun 2019 lalu.
Strateginya, HPM akan terus menjaga keseimbangan antara pasokan unit dan permintaan konsumen sembari terus melakukan penetrasi pasar melalui program penjualan dan penyegaran produk.
“Penyegaran produk di 2021 ini tentunya akan tergantung juga pada kondisi pasar dan permintaan konsumen,” terang Billy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News