kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penjualan mobil tahun ini kemungkinan bakal melorot


Rabu, 26 Januari 2011 / 09:37 WIB
Penjualan mobil tahun ini kemungkinan bakal melorot


Reporter: Yudo Widiyanto, Havid Vebri | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Masa kejayaan penjualan mobil yang berlangsung sepanjang tahun lalu, agaknya bakal memudar tahun ini. Lembaga riset Frost & Sullivan, dalam salah satu skenarionya memperkirakan, penjualan mobil tahun ini hanya akan mencapai 709.124 unit. Jumlah ini lebih rendah 7,3% dibanding dengan penjualan mobil tahun lalu yang sebanyak 764.710 unit.

"Tahun ini pasar mobil nasional bakal menghadapi banyak ancaman," kata Vivek Vaidya, Asia Pacific Vice President, Automotive & Transportation Practice Frost & Sullivan, dalam acara 2011 Frost & Sullivan Indonesia Automotive Outlook Briefing, Selasa (25/1).

Frost & Sullivan mencatat, ada sejumlah kebijakan pemerintah yang akan menekan daya beli konsumen tahun ini. Di antaranya penerapan pajak progresif dan pembatasan BBM bersubsidi.

Penerapan pajak progresif ini berlaku bagi pembelian mobil kedua dan seterusnya di wilayah DKI Jakarta. Kebijakan ini sudah diterapkan awal Januari 2011 kemarin. Sementara pembatasan BBM rencananya akan diterapkan mulai April 2011 mendatang. "Dua kebijakan itu sangat mempengaruhi pasar mobil tahun ini," kata Vivek.

Tak berhenti sampai di situ. Tekanan makin berat menyusul melonjaknya harga minyak mentah dunia dan kenaikan harga bahan baku kendaraan, khususnya baja. Untuk menyiasati lonjakan harga bahan baku tersebut, kalangan industri otomotif mulai berancang-ancang menaikkan harga jual kendaraan pada April 2011 mendatang.

Kenaikan harga jual tentu akan menghambat laju penjualan moda roda empat di 2011 ini. Menurut Vivek, peluang anjloknya pasar mobil semakin besar jika inflasi sampai menyentuh 7% atau 9% dan bila suuku bung acuan, yakni BI rate naik ke level 9%-10%.

Riset Frost and Sullivan menyebutkan, potensi penurunan paling besar akan terjadi di segmen kendaraan penumpang (passenger car). Lembaga ini memperkirakan, penurunan di segmen ini mencapai 7,9%. Jika di 2010 passenger car terjual sebanyak 541.475 unit, maka di tahun ini diprediksi turun menjadi 498.567 unit saja.

Sedangkan penjualan kendaraan komersial diperkirakan hanya 210.558 unit, turun 5% dibandingkan tahun lalu yang mencapai 223.235 unit.

Tetap ada peluang

Namun, ivek Vaidya juga mengingatkan, di tengah ancaman penurunan itu, tetap terselip peluang bagi industri otomotif untuk tumbuh tahun ini. Cuma ada syaratnya, "Kenaikan bahan baku material tidak lebih dari 10%, kebijakan pembatasan BBM ditunda, inflasi di bawah 4%, dan BI rate hanya sekitar 5% sampai 6%," papar Vivek.

Jika semua syarat ini terpenuhi, ia memperkirakan penjualan mobil 2011 bisa mencapai 797.258 unit, naik 4,3% dibanding tahun lalu.

Penjualan mobil tahun ini juga bisa didorong oleh maraknya peluncuran model facelift dan model baru oleh beberapa produsen.

Wakil Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D. Sugiarto yakin, , perekonomian Indonesia masih kuat sehingga industri otomotif bisa tumbuh.

Apalagi, imbuh Jongkie, rasio kepemilikan mobil di Indonesia masih rendah. Dari 1.000 orang yang memiliki mobil hanya 15- 30 orang. "Ini tantangan bagi ATPM untuk bisa mencapai penjualan yang lebih besar," ujarnya.

Agar penjualan tahun ini tetap tumbuh, ia berharap pemerintah mengkaji ulang sejumlah kebijakan yang merugikan industri otomotif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×