kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan properti diproyeksikan bisa tumbuh 5% pada semester II-2020


Rabu, 24 Juni 2020 / 19:35 WIB
Penjualan properti diproyeksikan bisa tumbuh 5% pada semester II-2020


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masuk masa transisi new normal, penjualan properti diproyeksi bisa tumbuh 5%. Salah satu katalis positifnya terbukanya peluang masyarakat melihat properti bidikan secara langsung.

Managing Partner of Strategic Advisory Coldwell Banker Tommy Bastami menyebutkan dengan memasuki masa transisi new normal tentunya secara langsung belum akan memberikan peningkatan bagi properti. Namun, dengan kembali bergeraknya perekonomian akan memberikan pengaruh pada segmen properti juga. "Jadi harusnya bisa meningkatan permintaan di kuartal III nanti," tuturnya kepada kontan.co.id, Rabu (24/6).

Baca Juga: Ini dia proyek hunian eksklusif dekat laut di Kota Batam

Selain itu, ia menilai dengan dibukanya new normal tentunya konsumen lebih bisa mendapatkan akses yang lebih mudah untuk atas produk properti. Sehingga, menjadi salah satu satu sentimen positif terhadap industri properti.

Hanya saja, ia menilai pergerakan di Q3 nanti tak semata-mata hanya didorong dari sisi supply and demand saja. Melainkan juga terkait akses ke financing dan sentimen perpajakan melalui insentif menjadi sentimen yang penting untuk menggerakkan industri properti. "Makanya Bank Indonesia ada wacana untuk memangkas repo rate yang diharapkan bisa memberikan percepatan," tuturnya.

Dengan begitu, Tommy bilang masih ada kemungkinan penjualan properti bisa tumbuh 5% pada kuartal III nanti. Sementara,  dari sisi harga sendiri, untuk potensi peningkatan khususnya rumah tapak masih akan sulit. Sebabnya, sejak 2015 pertumbuhan harga rumah tapak selalu berada di bawah 5%.

Baca Juga: Penggembang: Harga properti masih akan stagnan di semester II-2020

Selain itu, rumah tapak juga menjadi segmen yang paling survive sehingga harga lebih stabil. Sebelumnya, kenaikan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) versi Bank Indonesia pada kuartal I-2020 tercatat sebesar 1,68% (YoY). Realisasi tersebut lebih rendah ketimbang periode sebelumnya 1,77% (YoY).

Oleh sebab itu pula, beberapa pengembang tak serta merta menurunkan harga rumah tapak. Melainkan dengan memberikan insentif berupa promo-promo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×