kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan Ricky Putra Globalindo (RICY) turun 49,62% di semester I-2020


Minggu, 02 Agustus 2020 / 23:31 WIB
Penjualan Ricky Putra Globalindo (RICY) turun 49,62% di semester I-2020
ILUSTRASI. Pakaian dalam merek GT Man produksi PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY). Foto di Jakarta, Senin (02/06). KONTAN/Panji Indra /02/06/2020


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Semester tahun ini nampaknya menjadi periode yang cukup berat bagi PT Ricky Putra Globalindo Tbk.

Sepanjang Januari - Juni 2020 lalu, emiten berkode saham “RICY” yang dikenal melalui produk pakaian dalam dengan merek GT Man tersebut hanya membukukan penjualan neto Rp 530,06 miliar.

Realisasi tersebut merosot 49,62% bila dibanding realisasi penjualan neto periode sama tahun lalu yang mencapai Rp 1,05 triliun.

Penurunan pada penjualan neto dipicu oleh penjualan lini produk garmen dan spinning yang menyusut.

Baca Juga: Sepanjang 2019, pendapatan Ricky Putra (RICY) tumbuh 1,89% jadi Rp 2,15 triliun

Mengintip laporan keuangan perusahaan, Minggu (2/7), penjualan produk-produk garmen perusahaan turun 12,28% secara tahunan atau year-on-year (yoy) menjadi Rp 437,70 miliar di semester I 2020, sementara penjualan lini produk spinning anjlok 83,30% yoy menjadi Rp 92,35 miliar di semester I 2020.

Sebenarnya, penjualan yang turun juga dibarengi penurunan pengeluaran pada beberapa pos beban. Harga pokok penjualan misalnya, tercatat turun 51,90% yoy menjadi Rp 436,67 miliar di semester I 2020. Sebelumnya, harga pokok penjualan RICY mencapai Rp 907,95 miliar pada semester I 2019 lalu.

Penurunan pengeluaran juga dijumpai pada beban penjualan serta beban umum dan administrasi. Melansir laporan keuangan perusahaan, beban penjualan RICY turun 10,41% yoy dari Rp 73,18 miliar di semester I 2019 menjadi Rp 65,55 miliar pada semester I 2020.

Sementara itu, beban umum dan administrasi turun 24,25% yoy dari Rp 35,63 miliar di semester I 2019  menjadi Rp 26,99 miliar di semester I 2020.

Kendati demikian, beban keuangan RICY tercatat naik 19,24% yoy menjadi Rp 54,80 miliar di semester I 2020.Sebelumnya, beban keuangan RICY hanya mencapai  Rp 45,95 miliar pada semester I 2020 lalu

Di samping itu, penghasilan lain RICY juga mengalami penurunan sebesar 70,18% yoy dari semula Rp 25,96 miliar di semester I 2019 menjadi Rp 7,73 miliar pada semester I 2020.

Baca Juga: Operasional pabrik terhenti, begini dampaknya ke kinerja Ricky Putra (RICY)

Walhasil, setelah penjualan neto dikurangi harga pokok penjualan, beban penjualan, serta pengeluaran-pengeluaran lainnya, RICY membukukan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias rugi bersih sebesar Rp 56,40 miliar di semester I 2020.

Posisi ini berbalik dibanding semester I 2019 ketika  RICY mencetak laba bersih sebesar Rp 1,79 miliar.

Per 30 Juni 2020 lalu, total aset RICY tercatat sebesar Rp 1,61 triliun. Angka tersebut terdiri atas total ekuitas sebesar Rp 400,17 miliar dan total liabilitas sebesar  Rp 1,21 triliun.

Sementara itu, kas dan setara kas akhir tahun perusahaan tercatat sebesar Rp 43,16 miliar per 30 Juni 2020. Angka tersebut turun 71,51% dibanding kas dan setara kas awal tahun perusahaan di tahun buku 2020 yang tercatat sebesar Rp 151,52 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×