kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.950   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Penting! Tak hanya untung, ini kerugian beli mobil dengan insentif penghapusan PPnBM


Selasa, 16 Februari 2021 / 04:45 WIB
Penting! Tak hanya untung, ini kerugian beli mobil dengan insentif penghapusan PPnBM
ILUSTRASI. Adanya penghapusan PPnBM untuk mobil baru, menjadi isu menarik yang tengah ramai dibahas. KONTAN/Baihaki/19/10/2020


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Adanya penghapusan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk mobil baru, menjadi isu menarik yang tengah ramai dibahas. Terutama bagi masyarakat yang sedang berniat membeli mobil. Pasalnya, dengan penghapusan PPnBM, banderol mobil baru yang sesuai dengan kriteria pemberian insentif akan lebih murah.  

Namun demikian, perlu dicatat bila ada kerugian jangka panjang yang wajib diperhitungkan ketika membeli mobil baru kala insentif pajak berlaku di Maret 2021 mendatang. 

Halomoan Fischer, Presiden Direktur Mobil88 mengatakan, pemberian insentif pajak untuk mobil baru sebenarnya seperti dua sisi mata uang koin. Satu menguntungkan, sisi lainnya bisa merugikan. 

"Nah ini juga yang harus dicermati. Jadi seperti tahun lalu saya cerita, ketika beli mobil dengan insentif atau ada relaksasi, kemudian suatu waktu mobil tersebut akan dijual kembali, pasti akan ditawar sangat murah, bahkan bisa jatuh," ucap Fischer kepada Kompas.com, Sabtu (13/2/2021). 

Baca Juga: Perkiraan harga mobil baru Toyota Yaris, Honda Jazz jika pajak PPnBM 0 persen

Menurut Fischer, pedagang mobil bekas biasanya memiliki database dan akan melakukan pengecekan, sebelum membeli mobil milik konsumen untuk kembali dipasarkan. Ketika ada kesamaan antara waktu konsumen membeli unit dengan momen stimulus pajak dari pemerintah, otomatis penawaran yang diberikan pedagang bakal berbeda. 

"Sangat mungkin sekali harganya akan lebih murah dari mobil yang dibeli pada tahun sebelumnya (tanpa insentif). Penurunan bervariasi, tapi garis besarnya dari kondisi serta ditambah persentase pemberian relaksasinya," kata Fischer.

Baca Juga: Begini respon pelaku usaha otomotif soal insentif PPnBM mobil

Sebelumnya, pengamat otomotif Bebin Djuana, juga sudah pernah menginformasikan soal metode para pebinsis mobil bekas. Bahkan Bebin mengatakan rata-rata penjualan mobil bekas memiliki catatan khusus soal kondisi pasar yang digunakan untuk menawar ketika akan membeli mobil konsumen.

"Pemain mobil bekas itu memang punya track record sendiri, jadi jangan heran saat nanti dijual lagi, meski baru pakai dua atau tiga tahun, tapi harganya langsung turun, bahkan bisa lebih rendah dari mobil yang usianya empat tahun pemakaian," ucap Bebin. 

Sekadar informasi, pemerintah memberikan insentif pajak PPnBM secara bertahap selama sembilan bulan yang dibagi per tiga bulan. Pertama insentif PPnBM sebesar 100 persen, lalu menjadi 50 persen, dan tahap terakhir sebesar 25 persen.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tak Hanya Untung, Beli Mobil dengan Insentif Juga Ada Ruginya"

Editor : Stanly Ravel

Selanjutnya: Perkiraan harga hatchback dan sedan usai dapat relaksasi PPnBM 0 persen

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×