kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penumpang turun, maskapai disarankan hati-hati dalam ekspansi


Senin, 07 Oktober 2019 / 18:44 WIB
Penumpang turun, maskapai disarankan hati-hati dalam ekspansi
ILUSTRASI. Pergerakan pesawat di bandara Soekarno-Hatta


Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Data Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan, jumlah penumpang angkutan udara domestik pada Agustus 2019 turun 5,9% dibanding bulan sebelumnya menjadi 6,7 juta penumpang.

Selama Januari – Agustus 2019, jumlah penumpang angkutan udara hanya mencapai 50,3 juta atau turun 20% dibandingkan periode yang sama tahun lalu 62,9 juta.

Baca Juga: Dirut Garuda: Pesawat Sriwijaya Air aman untuk ditumpangi

Ketua Bidang Penerbangan Berjadwal Indonesia National Air Carriers Association Bayu Sutanto menjelaskan, penurunan itu disebabkan oleh banyak faktor. Pada skala ekonomi global ekonomi, hal itu mencerminkan perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

Sementara faktor domestiknya adalah semakin terintegrasinya infrastruktur transportasi yang membuat penumpang semakin banyak pilihan. “Penurunan paling tinggi ada di permintaan penumpang untuk penerbangan intra Jawa,” katanya saat dihubungi Kontan.co.id pada Senin (7/10).

Adanya kenaikan harga tiket, menurut Bayu bukan menjadi isu utama penurunan permintaan. Dengan kondisi seperti sekarang ini, maskapai menurunkan harga tiket juga dinilai tidak akan berdampak signifikan pada permintaan, apalagi untuk penerbangan intra Pulau Jawa.

Baca Juga: Perang dagang AS ala Trump meluas hingga ke Uni Eropa

Bagi Bayu, langkah paling tepat adalah kehati-hatian maskapai dalam berekspansi dan menentukan frekuensi rute per hari. Bahkan pada beberapa rute, bagi Bayu, frekuensi sebaiknya diturunkan agar tingkat keterisian kursi bisa penuh.

Soal harga avtur juga bukan menjadi masalah karena menurut Bayu, harga avtur dinilai masih berada pada tarif keekonomian baik dari supplier avtur, Pertamina, maupun bagi maskapai. “Saat seperti ini sebaiknya maskapai efisiensi dulu dan jangan terlalu ekspansif,” tambah Bayu.

Belum lagi berbagai perubahan yang ke depan bakal terjadi. Sumatra misalnya, bakal dilengkapi oleh jalan tol yang membentang dari selatan sampai utara. Tentu hal itu bakal berdampak bagi permintaan tiket pesawat.

Baca Juga: Menjadi gerbang utama Borobudur, Bandara YIA pekerjakan 60% tenaga lokal

“Pemindahan ibu kota juga bakal merubah skema industri penerbangan,” ujar Bayu.

Sampai akhir tahun, jumlah penumpang dinilai bakal tidak setinggi tahun lalu. Kendati ada musim libur di akhir tahun, tetapi Bayu memperkirakan gejala yang bakal terjadi mirip seperti lebaran tahun ini.

Artinya tidak banyak penambahan frekuensi dari maskapai karena walaupun permintaan meningkat di banding hari biasa, peningkatan itu sebesar tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×