kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penyerapan batubara untuk bahan bakar PLTU rendah


Jumat, 28 November 2014 / 11:21 WIB
Penyerapan batubara untuk bahan bakar PLTU rendah
ILUSTRASI. Jemaah Haji Waspada Heatstroke, Ini Cara Menangani dan Mencegah Heatstroke. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/tom.


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Meskipun produksi batubara nasional dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan, namun pemanfaatan sumber daya alam tak terbarukan tersebut di dalam negeri justru tetap stagnan. Bahkan, kewajiban suplai ke dalam negeri atawa domestic market obligation (DMO) batubara hingga akhir tahun ini diprediksi tidak tercapai.  

Gultom Guska, Kepala Divisi Produksi Batubara Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bilang, rendahnya pemanfaatan batubara di dalam negeri karena permintaan dari PT PLN maupun pembangkit perusahaan swasta masih rendah. "Kami proyeksikan permintaan dalam negeri hingga akhir 2014 hanya mencapai 70 juta ton," kata dia kepada KONTAN, Rabu (26/11).

Pemerintah lewat Keputusan Menteri ESDM No 2901 K/30/MEM/2013 meminta pemanfaatan batubara di dalam negeri pada tahun 2014 ini mencapai 95,55 juta ton.  Perinciannya, untuk pembangkit milik PT PLN sebanyak 57,4 juta ton, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) milik swasta sebanyak 19,91 juta ton, serta untuk kebutuhan industri sebanyak 9,8 juta ton.

Namun, hingga Oktober 2014 ini, Kementerian ESDM mencatat dari total realisasi produksi batubara mencapai 342,3 juta ton, volume ekspor telah mencapai 297,3 juta ton. 
Alhasil, realisasi pemanfaatan batubara di dalam negeri baru sebesar 45 juta ton. "Untuk November 2014 ini, pemanfaatan batubara oleh PLN dan independen power producer (IPP) telah mencapai 55 juta ton," kata Gultom.

Selain kurangnya demand dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), program peningkatan nilai tambah batubara di dalam negeri hingga sekarang juga belum berjalan. "PLTU Swasta belum banyak karena investasinya mahal, sedangkan permintaan batubara untuk industri juga belum optimal," kata dia.

Bambang Dwiyanto, Manajer Senior Komunikasi Korporat PT PLN menjelaskan, meskipun ada pembangkit batubara yang terlambat beroperasi, pembangkit skala besar seperti PLTU Pangkalan Susu 2x200 MW di Sumatera Utara, dan PLTU Nagan Raya 190 MW di Aceh sudah mulai beroperasi, sehingga pemanfaatan batubara di dalam akan bisa ditingkatkan. "Tapi, angka pastinya saya belum bisa memastikan," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×