Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pengrajin tahu tempe meminta masyarakat untuk paham kondisi tata niaga kedelai. Dengan demikian, masyarakat konsumen bisa memaklumi aksi mogok produksi yang rencananya akan digelar Senin (9/9/2013) hingga Rabu (11/9/2013).
"Kalau teriak-teriak ya sabar saja. Pedagang tempe tahu ya harus dihargai. Minimal tidak cerewet (menawar harga keterlaluan)," kata Wakil Ketua II, Gakoptindo, Sutaryo, di gedung KPPU, Jakarta, Kamis (5/9/2013).
Sutaryo meminta masyarakat konsumen mengerti, bahwa gejolak harga yang terjadi disebabkan salah satunya tata niaga impor. Hal itu sangat terpengaruh nilai tukar.
"Dalam waktu singkat, harga yang tadinya Rp 7.500 sekarang sudah Rp 9.800, itu adalah hal yang sulit untuk kami menentukan harga secara kompak. Mudah-mudahan pembeli tidak cerewet," jelasnya.
Aksi mogok produksi, diakui Sutaryo, menimbulkan kerugian. Satu perajin rata-rata menghasilkan keuntungan Rp 100.000 - Rp 300.000 dalam sehari. Sementara itu, saat ini tercatat ada 115.000 pengrajin. "Kerugian bisa kita ukur maka tidak lama-lama," imbuhnya. (Estu Suryowati/Kompas.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News