Reporter: Leni Wandira | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang akhir tahun, tren perang diskon mobil kembali memanas di industri otomotif.
Sejumlah merek mulai menggelontorkan promo agresif untuk mendongkrak penjualan di tengah pasar yang belum sepenuhnya pulih. Daihatsu menilai diskon memang menjadi salah satu strategi yang lazim digunakan brand untuk mendorong demand, namun bukan satu-satunya cara mempertahankan penjualan.
Marketing & Customer Relations Division Head Astra International Daihatsu Sales Operation, Tri Mulyono, mengatakan bahwa pemberian diskon merupakan bagian dari strategi penjualan yang disesuaikan dengan dinamika pasar. namun tetap perlu diseimbangkan dengan program lain agar penjualan tidak hanya bergantung pada insentif harga.
“Diskon merupakan program penjualan yang menjadi salah satu strategi dari masing-masing brand sesuai dengan dinamika yang terjadi di market. Namun strategi ini bukanlah satu-satunya,” jelas Tri kepada Kontan, Senin (27/10).
Baca Juga: Buruh Minta Kenaikan Upah, Begini Strategi Industri Furnitur untuk Bertahan
Ia menegaskan, Daihatsu tidak hanya mengandalkan diskon untuk menarik minat konsumen. Perusahaan menggandeng berbagai value chain partner seperti leasing dan asuransi untuk memberikan paket kredit menarik. Selain itu, Daihatsu juga berkolaborasi dengan mitra used car guna menyediakan program trade-in (tukar tambah).
Menjelang Lebaran dan akhir tahun yang biasanya menjadi peak season penjualan, Daihatsu bahkan merilis program khusus untuk memperkuat penetrasi pasar.
“Yang spesial di periode kuartal 4 2025 ini kami juga merilis program DAIFEST berhadiah grand prize 9 unit kendaraan Daihatsu, emas logam mulia, dan voucher belanja,” ujar Tri.
Tri mengakui diskon tetap efektif meningkatkan penjualan dalam periode tertentu, namun keberhasilannya bergantung pada momentum dan kombinasi strategi promosi yang tepat—bukan semata potongan harga.
“Program diskon dapat menjadi strategi yang efektif dalam meningkatkan penjualan mobil dalam jangka waktu tertentu. Namun yang perlu dipertimbangkan adalah keberhasilan dan dampaknya bisa bervariasi," jelasnya.
Daihatsu juga mencatat adanya lonjakan permintaan setelah program kuartal IV berjalan.
“Untuk saat ini kami mencatat adanya peningkatan SPK sekitar 20%. Peningkatan demand ini terjadi hampir di semua segmen kendaraan Daihatsu, seperti passenger dan commercial,” ungkapnya.
Terkait proyeksi pasar otomotif hingga akhir 2025, Tri enggan berkomentar dan menyarankan agar pertanyaan itu ditujukan langsung kepada APM masing-masing merek. Namun ia menyoroti bahwa perang diskon merupakan strategi individual tiap brand.
Daihatsu sendiri memilih fokus menjaga efisiensi operasional dan memperkuat kolaborasi dengan value chain untuk mempertahankan penjualan tanpa memangkas margin terlalu jauh.
“Yang perlu diperhatikan agar penjualan tetap optimal tanpa harus mengorbankan margin adalah kami fokus ke operasional yang efisien, menjaga relasi dengan rekanan value chain (seperti leasing, asuransi, dan trade in partner) sehingga memberikan nilai tambah bagi pelanggan,” tegas Tri.
Baca Juga: HIMKI Sebut Kenaikan Upah 8.5%–10,5% Tidak Realistis untuk Pelaku Industri Furnitur
Selanjutnya: Novartis Akuisisi Avidity Biosciences Senilai US$ 12 miliar
Menarik Dibaca: Rahasia Anggrek Putih Mekar Indah Sepanjang Tahun, Begini Cara Merawat Bunga Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













