Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen baja, PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) berusaha memperbaiki kinerja top line yang cenderung menurun sepanjang tahun 2024 berjalan.
Sebagai pengingat, penjualan bersih GGRP menyusut 24,50% year on year (yoy) menjadi US$ 268,20 juta hingga kuartal III-2024. Beruntung, GGRP mampu mencetak kenaikan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 494,42% yoy menjadi US$ 131,13 juta.
Vice President and Director of Finance Gunung Raja Paksi Roymond Wong menyampaikan, kinerja GGRP sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga baja global yang berdampak pada permintaan pasar.
Baca Juga: Saham GGRP, DWGL dan BABY Masuk Dalam Pengawasan BEI, Ini Sebabnya
Selain itu, perlambatan ekonomi dan memburuknya pasar properti di China dalam beberapa tahun terakhir telah melemahkan permintaan baja domestik di negara tersebut. Akibatnya, China melakukan ekspor ke pasar global dengan cara dumping, termasuk ke Indonesia.
Nah, membanjirnya produk baja impor dari China yang menjalankan praktik dumping membuat produsen baja nasional seperti GGRP mengalami kesulitan dalam bersaing, baik di pasar domestik maupun global.
“Sebab, produk baja China dikenal memiliki harga yang lebih murah,” kata dia, Jumat (29/11).
Asal tahu saja, berdasarkan data IISIA, impor baja dari China melesat 34% dari 2,23 juta ton pada Januari—Juli 2023 menjadi 2,98 juta ton pada Januari—Juli 2024.
Meski mengalami penurunan penjualan, GGRP masih mampu meraih laba bersih mencapai US$ 131,13 juta. Hal ini dipengaruhi oleh kenaikan keuntungan atas hasil divestasi entitas anak usaha GGRP.
Roymond melanjutkan, kinerja GGRP pada sisa tahun 2024 diyakini akan lebih stabil dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Saat ini, Manajemen GGRP juga sedang fokus menyiapkan peningkatan kinerja pada 2025 serta melanjutkan agenda bekarbonisasi guna mendukung pencapaian target Net Zero Emission di Indonesia pada 2060.
Baca Juga: Permintaan dan Harga Loyo, Kinerja Emiten Baja Lemas
Peningkatan kesadaran terhadap produk baja rendah karbon sangat penting, terutama untuk target pasar yang menjadi fokus utama GGRP yang meliputi segmen konstruksi dan infrastruktur.
Kedua segmen ini sangat membutuhkan pasokan baja ramah lingkungan dengan sertifikasi Environmental Product Declaration (EPD).
“Selain itu, kami juga fokus dalam meningkatkan kerja sama operasional di bidang kegiatan pemasaran, proses pengolahan baja, dan manajemen rantai pasok,” ujar dia.
Lebih lanjut, GGRP terus mengevaluasi potensi ekspansi untuk memperkuat kapasitas produksi baja pada masa depan.
Salah satu upaya yang ditempuh perusahaan ini adalah menjalin kemitraan dengan lembaga keuangan International Finance Corporation (IFC) dalam mengembangkan produksi baja rendah karbon berkualitas tinggi serta meningkatkan efisiensi energi dengan teknologi Electric Arc Furnace (EAF).
Baca Juga: Gunung Raja Paksi (GGRP) Respon Tantangan Baja Impor China
Tak hanya itu, GGRP juga terus membuka peluang untuk memperbesar porsi penjualan baja ekspor. Terdapat potensi besar pada pasar di negara-negara seperti Australia, Selandia Baru, Kanada, dan Eropa terhadap produk baja rendah karbon yang sejalan dengan peningkatan kesadaran konsumen.
Dalam catatan Kontan, sekitar 95% penjualan bersih GGRP ditujukan ke pasar domestik. Adapun 5% sisanya merupakan kontribusi penjualan ke pasar ekspor.
“Kami harap porsi ekspor akan semakin meningkat seiring penguatan daya saing produk baja ramah lingkungan yang kami tawarkan,” pungkas dia.
Selanjutnya: Total Tertanggung Industri Asuransi Jiwa 134,38 Juta Orang per Kuartal III-2024
Menarik Dibaca: Cara Ubah Rumah Tipe 36 yang Sempit Jadi Terasa Luas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News