kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.515.000   10.000   0,66%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Percakapan belanja online di Twitter meningkat selama pandemi corona


Kamis, 08 Oktober 2020 / 18:24 WIB
Percakapan belanja online di Twitter meningkat selama pandemi corona
ILUSTRASI. Data Twitter menunjukkan bahwa percakapan tentang belanja meningkat sebanyak 60% sejak Maret 2020


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Menurut data dari Toluna, Haris Interactive di periode akhir Juli, sebanyak 59% pengguna Twitter di Indonesia berbelanja online untuk produk-produk yang biasanya dibeli secara offline. Angka ini naik lebih dari 2% dari survei yang pada awal Juli yang memperlihatkan semakin banyak orang berbelanja online.

Berdasarkan survei GWI, kebutuhan rumah tangga yang kerap dibeli pengguna Twitter secara online antara lain fashion (baju dan sepatu) (26,9%), make up, kosmetik dan perawatan wajah (12,1%), vitamin 11,6%, hadiah (8,6%), dan perawatan pribadi (12%).

Selain itu, konsumen lebih berani untuk bertransaksi dengan nilai nominal lebih besar. Menurut data Twitter, 38% pengguna Twitter di Indonesia lebih sering menggunakan layanan perbankan online. Pertumbuhan belanja online menuntut perbankan menghadirkan layanan yang aman dan praktis untuk transaksi dengan nilai nominal yang lebih besar pada platform e-commerce, seperti misalnya komputer/laptop atau ponsel.

"Konsumen menemukan informasi dan rekomendasi produk di Twitter. Sebanyak 41% masyarakat Indonesia di Twitter menemukan brand baru berdasarkan rekomendasi di media sosial. Seiring dengan semakin meningkatnya percakapan mengenai belanja di Twitter, pemilik brand dapat memanfaatkan momentum ini untuk mempromosikan produk dan layanannya agar lebih banyak diketahui oleh konsumen," ungkap Dwi.

Baca Juga: Usaha Sayuran Potong Berlipat Laba

Dwi menjabarkan, free ongkir dan diskon jadi faktor pendorong utama orang Indonesia belanja online. Kemudahan dan potongan harga yang disediakan oleh online menentukan keputusan dalam menggunakan jasa atau membeli produk. Lima hal berikut ini menjadi pertimbangan bagi pengguna Twitter di Indonesia saat mereka akan melakukan belanja secara online: gratis ongkos kirim (56,5%), kupon/diskon (55,6%), ulasan pembeli lain (54,1%), jumlah like atau komentar positif di media sosial (41%), dan kebijakan pengembalian yang mudah (35,4%).

Sementara, Iklan menambah eksposur suatu produk atau layanan Menurut survei GWI, 36% pengguna Twitter cenderung membeli produk yang diiklankan. Selain itu, menurut data Twitter, terdapat peningkatan konsumsi video sebesar 124% di Indonesia. Brand dapat menggunakan kesempatan ini dengan menciptakan video kampanye kreatif sebagai salah satu cara untuk menarik perhatian konsumen. Dengan menggabungkan dua komponen ini, pemilik merek memiliki kemungkinan lebih baik untuk memenangkan persaingan selama periode momen-momen belanja.

Baca Juga: Gandeng Bukalapak, Bank Mandiri genjot KPR secara online

Dwi menggarisbawahi adanya perubahan pola belanja di Indonesia seiring dengan tuntutan untuk lebih banyak di rumah dan perkembangan layanan perbankan online, kampanye di media sosial, dan gebrakan kampanye dari platform e-commerce. Penyesuaian terhadap fase pembatasan sosial di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia, menyebabkan banyak perubahan dari cara kita berinteraksi satu sama lain.

“Kami melihat adanya perubahan perilaku konsumen yang lebih memilih belanja dan mendapatkan rekomendasi secara online. Dengan demikian, brand juga harus melakukan penyesuaian terhadap bagaimana mereka berkomunikasi dengan konsumen,” ujar Dwi.

Sebagai platform berbasis minat yang mendorong terjadinya percakapan, interaksi menjadi penting di Twitter. Hal ini memungkinkan pemilik brand untuk menyasar audiens mereka terutama dengan mengamati pergeseran perilaku konsumen dan menerapkan kampanye efektif untuk menggaet perhatian mereka. Konsumen pun bisa lebih mudah menemukan brand favorit dan produk unggulannya.

Baca Juga: Tiga hal ini perlu diketahui investor sebelum membeli saham perusahaan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×