kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.351.000   3.000   0,13%
  • USD/IDR 16.747   21,00   0,13%
  • IDX 8.427   56,81   0,68%
  • KOMPAS100 1.169   9,15   0,79%
  • LQ45 852   7,55   0,89%
  • ISSI 295   1,84   0,63%
  • IDX30 445   2,07   0,47%
  • IDXHIDIV20 515   5,79   1,14%
  • IDX80 131   0,92   0,70%
  • IDXV30 137   0,71   0,52%
  • IDXQ30 142   1,60   1,14%

Perdana Gapuraprima (GPRA) Catat Penurunan Penjualan dan Laba pada Kuartal III-2025


Senin, 17 November 2025 / 13:45 WIB
Perdana Gapuraprima (GPRA) Catat Penurunan Penjualan dan Laba pada Kuartal III-2025
ILUSTRASI. Stan pengembang Gapura Prima Grup saat pameran Rei Expo 2016 di Jakarta Convenrion Center, Senin (10/10). KONTAN/Cheppy A. Muchlis/10/10/2016. Perdana Gapuraprima Tbk (GPRA) mencatat tekanan pada penjualan sepanjang kuartal III-2025 berjalan.


Reporter: Vina Elvira | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja industri properti residensial sepanjang 2025 belum menunjukkan pemulihan signifikan. Hal ini turut dirasakan oleh PT Perdana Gapuraprima Tbk (GPRA), yang mencatat tekanan pada penjualan sepanjang periode berjalan. 

Presiden Direktur Perdana Gapuraprima, Arvin F. Iskandar menyatakan, penurunan permintaan sejak awal tahun turut menahan kinerja perusahaan. Kondisi ini terlihat dari laporan keuangan, di mana perseroan tercatat mengalami penurunan penjualan, dan adanya peningkatan efisiensi. 

“Iya turut terdampak. Terlihat di laporan keuangan kuartal III-2025, GPRA mengalami sedikit penurunan revenue,” ungkap Arvin, kepada Kontan.co.id, pada Jumat (14/11) lalu. 

Merujuk laporan keuangan perusahaan, penjualan bersih GPRA tercatat mengalami penurunan sekitara 9,35%, dari sebelumnya Rp 387,31 miliar per kuartal III-2024, menjadi Rp 351,05 miliar hingga kuartal ketiga tahun ini. 

Baca Juga: Zyrexindo Raih Kontrak 120.358 Laptop Senilai Rp 793 miliar dari Kemendikdasmen

Pada saat yang sama, GPRA juga berupaya menekan sejumlah pos beban. Beban penjualan misalnya, tercatat menurun, dari Rp 21,85 miliar menjadi Rp 15,83 miliar. 

Begitu juga dengan beban umum dan administrasi, yang berhasil ditekan sebesar 13,88% menjadi Rp 81,74 miliar. 

Dia melanjutkan, untuk tahun ini, kinerja GPRA masih bergantung pada segmen rumah tapak dan ruko sebagai kontributor terbesar penjualan. Segmen rumah tapak tercatat menyumbang sekitar 80% terhadap total penjualan perseroan.

Kedua segmen ini menjadi penopang penjualan, terutama karena karakteristik pasar yang relatif lebih stabil dan memiliki basis permintaan jangka panjang.

Untuk memaksimalkan kinerja sisa tahun 2025, GPRA menyiapkan beberapa strategi, salah satunya memperkuat pendekatan penjualan dengan skema rent-to-own.  Strategi ini dinilai efektif untuk menyasar konsumen yang membutuhkan waktu lebih panjang untuk memantapkan keputusan membeli.

“Strategi kami salah satunya program rent-to-own, yaitu kita sewakan dulu sebelum melakukan pembelian. Biaya sewanya dalam kurun waktu tertentu akan kita potong di dalam transaksi penjualan,” jelasnya.

Di sisi lain, GPRA memastikan seluruh proyek yang sedang berjalan tetap sesuai target. Arvin menegaskan bahwa sampai dengan kuartal III 2025, progres konstruksi tidak mengalami perlambatan dari rencana awal.

Perseroan menyiapkan peluncuran klaster baru pada kuartal IV 2025 hingga awal 2026, yang akan dibangun di area proyek eksisting. Produk baru ini diharapkan menambah variasi hunian dan mendongkrak penjualan pada tahun mendatang.

GPRA melihat tanda-tanda pemulihan permintaan mulai terlihat pada kuartal III-2025. Kondisi ini diharapkan berlanjut hingga tahun 2026, sehingga dapat menjadi sinyal positif untuk pemulihan kinerja di tahun mendatang. 

Harapan tersebut diperkuat sejumlah faktor seperti keberlanjutan insentif PPN ditanggung pemerintah (DTP) dan tren bunga bank yang lebih ringan untuk pembelian hunian tapak.

“Kami optimis terhadap adanya peningkatan penjualan di kuartal III-2025. Oleh karenanya kami pun sangat optimis di tahun 2026 akan lebih baik,” ucap Arvin.

Hingga akhir September 2025, GPRA tercatat membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 76,83 miliar, atau menurun 7,34% dibandingkan Rp 82,92 miliar pada posisi yang sama tahun sebelumnya. 

Baca Juga: Summarecon Agung (SMRA) Catat Kenaikan Marketing Sales 34% hingga Kuartal III-2025

Selanjutnya: IESR: Revisi Perpres 112 Berpotensi Menambah PLTU Batubara Baru di Indonesia

Menarik Dibaca: Obat Asam Urat Allopurinol atau Febuxostat, Mana yang Bisa Cegah Kambuhan?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×