kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45904,15   5,40   0.60%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perhitungan konsumsi daging sapi belum disepakati


Jumat, 11 November 2011 / 16:31 WIB
Perhitungan konsumsi daging sapi belum disepakati
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengikuti?pertemuan KTT G20 tahun 2020 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, 22 November 2020.


Reporter: Yoyok Handoyo | Editor: Edy Can



JAKARTA. Aosiasi importir Sapi, penggemukan sapi dan para peneliti masih berbeda pendapat soal perhitungan konsumsi sapi. Mereka belum sepakat soal kebutuhan daging sapi nasional.

Ketua Peneliti Penghitungna kebutuhan daging sapi dari Institut Teknologi Bandung Yauk Farida Baliwati mengatakan, konsumsi daging sapi 2011 mencapai 1,870 per kapita atau naik 5,88% dari tahun lalu hanya sebesar 1,7 kg per tahun. Yayuk menjelaskan, kenaikan konsumsi sapi ini karena faktor tingkat pendidikan masyarakat dan naiknya harga bahan makanan.

Tahun depan, dia memperkirakan konsumsi daging sapi akan meningkat menjadi 1,97 per kapita. Angka tersebut berdasarkan konsumsi 13 jenis produk pangan yang menggunakan daging sapi sebagai produk olahan. Penelitian tersebut juga mengacu pada data konsumsi masyarakat khususnya rumah tangga dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas).

Namun, Direktur Eksekutif Asosiasi Pengimpor Daging Indonesia (Aspidi) Thomas Sembiring mengatakan, perhitungan tersebut kurang memperhatikan aspek populasi penduduk yang ada di Indonesia. "Penelitian tersebut hanya berdasar pada konsumsi rumah tangga," kata Thomas.

Sedangkan untuk aspek masyarakat asing yang datang ke Indonesia, dan kebutuhan industri belum melingkupi. "Meski ada angka moderat 10% namun saya rasa lebih dari itu," jelas Thomas.

Thomas menambahkan, kesalahan perhitungan konsumsi daging sapi ini memiliki efek yang cukup signifikan. "Meski hanya 10% tapi jika dikalikan jumlah penduduk jumlahnya luar biasa besarnya," tandas Thomas. Ia khawatir, angka yang dikeluarkan tersebut sebagai upaya untuk mengejar swasembada sapi.

Ketua Asosiasi Produsen Dading dan Feedlot Indonesia (Apfindo) Joni Liano juga sepakat. Dia bilang angka yang digunakan dalam penelitian tersebut kurang mencerminkan kebutuhan konsumsi daging penduduk. "Poin-poin yang digunakan tidak didasarkan pada keseluruhan masyarakat, termasuk turis asing yang berada di Indonesia," kata Joni.

Sebagai catatan, angka perhitungan konsumsi daging sapi segar di Indonesia tahun 2010 oleh Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian mencapai 1,27 kg per kapita, Direktorat Jenderal Peternakan, Kementrian Pertanian 1,69 kg per kapita, Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi) 2,1 kg per kapita, dan Apfindo 2,09 kg per kapita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×