kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Permintaan dan harga komoditas melonjak, kinerja emiten pelayaran ikut terkerek


Selasa, 23 November 2021 / 18:43 WIB
Permintaan dan harga komoditas melonjak, kinerja emiten pelayaran ikut terkerek
ILUSTRASI. Truk peti kemas melintas di kawasan IPC Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (26/10/2021). Permintaan dan harga komoditas melonjak, kinerja emiten pelayaran ikut terkerek.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kinerja sejumlah perusahaan pelayaran ikut terangkat karena tingginya permintaan dan harga komoditas, serta meningkatnya pengangkutan kargo. Hingga tutup tahun 2021, emiten pelayaran optimistis bisa memoles kinerja lebih mentereng.

Direktur Utama PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) Bani Maulana Mulia mengamini bahwa hingga akhir Oktober 2021, pihaknya berhasil mencatatkan hasil yang menggembirakan. Bani optimistis bisa mempertahankan kinerja positif di sisa tahun ini, sehingga bisa melampaui target yang sudah dicanangkan di awal 2021.

Saat ini, SMDR melayani pelayaran di berbagai sektor mulai dari peti kemas (container), curah, tanker, hingga LNG. Sektor yang paling dominan dilayani SMDR adalah petikemas internasional.

"Kenaikan freight rate di dunia sangat berkontribusi positif bagi kami. Begitupun kenaikan harga komoditas yang juga berkontribusi positif bagi kami," kata Bani saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (23/11).

Baca Juga: Indonesia jajaki kerja sama sektor transportasi dengan Papua Nugini

Sementara itu, Investor Relations PT Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS) Pek Swan Layanto juga menilai bahwa tren kenaikan harga minyak memberikan dampak positif bagi perusahaan. Saat ini sudah ada peningkatan aktivitas pengeboran, yang turut mengerek permintaan kapal offshore WINS.

Adapun sampai dengan akhir Oktober 2021, WINS mengantongi total kontrak on hand sebesar US$ 65,4 juta. "Peningkatan harga minyak ada dampak positif, karena mendorong permintaan kapal offshore. Sekarang harga sewa sudah mulai naik," ujar Pek Swan.

Angin segar juga dirasakan emiten pelayaran pengangkut komoditas pertambangan mineral dan batubara. Direktur Utama PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI) Iriawan Ibarat menyebut adanya tren kenaikan permintaan pengangkutan batubara untuk domestik dan internasional. 

"Ya, ada kenaikan permintaan angkutan batubara baik untuk domestik dan Internasional yang turut mendongkrak kinerja usaha Perseroan secara keseluruhan," ujar Iriawan.

Baca Juga: Begini Strategi RIGS Memanfaatkan Momentum Kenaikan Harga Komoditas

Saat ini PSSI dominan melayani angkutan batubara dengan porsi 71%. Sedangkan 29% adalah angkutan non-batubara yakni nikel, bauksit, besi, tembaga, hingga alumina.Tingkat utilitas armada PSSI pun tergolong tinggi, yakni 95% untuk kapal Mother Vessel (MV), 93% di jenis Tug Boat & Barges (TNB), dan 77% untuk jenis Floating Loading Facillity (FLF/FC).

"Di 2021, Perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan minimal 20% dari 2020. Sejauh ini pertumbuhan kinerjanya masih on track dari target," imbuh Iriawan.

PT Batulicin Nusantara Maritim Tbk (BESS) juga turut merasakan dampak positif. Direktur BESS, Yuliana menyampaikan bahwa kenaikan harga batubara tak lepas dari meningkatnya kebutuhan energi di tengah semakin pulihnya aktivitas industri dan ekonomi global. Bahkan beberapa waktu lalu, sejumlah negara pun sempat mengalami krisis energi, misalnya yang terjadi di Inggris dan China.

Di tengah pergerakan pasar dan harga tersebut, Yuliana menekankan bahwa jasa pengangkutan batubara menjadi pilar utama dalam menjamin pemenuhan permintaan komoditas emas hitam ini. "Aktivitas pengangkutan batubara cukup sibuk untuk mendukung permintaan dengan intensitas yang cukup tinggi. BESS sebagai jasa transportasi pengangkut batubara tentunya ikut berdampak untuk bisa memaksimalkan permintaan batubara ini," kata Yuliana.

Dihubungi terpisah, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya melihat kondisi tersebut telah memberikan sentimen pasar yang mengangkat pergerakan saham sejumlah emiten di sektor pelayaran, yang naik hingga ratusan persen secara Year to Date (YTD).

Baca Juga: AKR Corporindo berencana stock split, begini rekomendasi saham AKRA

Paling tinggi adalah BESS dengan kenaikan 700%, SMDR 234,51% dan PSSI 123%. "Emiten pelayaran sangat diuntungkan dengan kenaikan harga komoditas. Melonjaknya jumlah komoditas yang dikirim maka meningkatkan pendapatan," kata Cheryl.

Sebagai gambaran, operating income PSSI naik 199,71% (secara YoY) di periode Q3-2021. Lalu, WINS mencatatkan peningkatan 133,3% (YoY di Q3-2021) dan PT Rig Tenders Indonesia Tbk (RIGS) yang naik 140,9%.

Dari sisi pasar, secara jangka panjang emiten pelayaran pun dinilai prospektif. "Namun dalam beberapa minggu ini berpotensi koreksi untuk profit taking sebelum melanjutkan kenaikan," sambung Cheryl.

Belum Pulih Sepenuhnya

Meski terdorong oleh kenaikan harga komoditas dan peningkatan aktivitas ekonomi, namun Ketua Umum DPP Indonesian National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto menilai secara umum dampak terhadap industri pelayaran nasional belum sepenuhnya pulih seperti sebelum pandemi covid-19.

Baca Juga: Mulai 8 November, AS akan mencabut pembatasan untuk pelancong asing yang divaksinasi

Pasalnya, pandemi covid-19 telah membuat kinerja pelayaran mengalami penurunan hingga 21%. Merosotnya kinerja terjadi pada arus barang, arus petikemas, arus kapal, dan arus penumpang. Kendati begitu, Carmelita mengakui bahwa kinerja industri pelayaran pada 2021 telah menunjukkan pemulihan dibandingkan dengan 2020.

"Pelayaran akan tumbuh pada tahun ini jika dibandingkan tahun lalu. Karena pandemi sudah lebih bisa dikendalikan, aktivitas ekonomi sudah berjalan, permintaan sudah mulai tumbuh dan indikator ekonomi lainnya juga membaik," kata Carmelita saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (23/11).

Dia menambahkan, pertumbuhan ekonomi nasional akan memberikan sentimen positif bagi kinerja pelayaran nasional, khususnya pada sektor kontainer. Selain itu, ada banyak indikator lain yang mempengaruhi pertumbuhan pelayaran kontainer, salah satunya adalah daya beli masyarakat.

Di segmen kapal curah, tunda dan tongkang akan terjadi peningkatan seiring kenaikan permintaan batubara untuk ekspor dan domestik. Sedangkan segmen offshore diproyeksikan bisa terus naik seiring dengan target untuk mencapai produksi 1 juta barel per hari pada 2030.

Terpenting, peningkatan kinerja industri pelayaran akan terjadi apabila kondisi pandemi covid-19 bisa teratasi. "Jika pandemi terus bisa dikendalikan seperti saat ini, kami optimistis pelayaran akan semakin menggeliat tahun depan," pungkas Carmelita.

Selanjutnya: Harga batubara tinggi, kinerja Dana Brata (TEBE) bisa lampaui target

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×