kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,70   -25,03   -2.70%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Permintaan meningkat, pasar ekspor batubara diramal cerah pada akhir tahun


Minggu, 03 Oktober 2021 / 19:11 WIB
Permintaan meningkat, pasar ekspor batubara diramal cerah pada akhir tahun
ILUSTRASI. Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Barito, Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Rabu (1/9/2021).ANTARA FOTO/Makna Zaezar/rwa.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) menilai pasar ekspor batubara memiliki prospek cerah seiring permintaan yang meningkat di akhir tahun. Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia mengungkapkan, Tiongkok sebagai salah satu pasar ekspor utama berpotensi bakal menambah kebutuhan batubara.

"Kalau mencermati krisis energi di Tiongkok dimana pemerintah setempat meminta agar impor batubara dimaksimalkan, tentu akan mendorong permintaan terutama memasuki musim dingin," kata Hendra kepada Kontan, Minggu (3/10).

Hendra melanjutkan, secara umum permintaan sejumlah negara di Asia Timur akan meningkat diakhir tahun seiring masuknya musim dingin. Sementara itu, pada kawasan Asia Tenggara juga diprediksi bakal meningkat seiring membaiknya perekonomian sejumlah negara.

Direktur PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Dileep Srivastava mengungkapkan pasar ekspor batubara secara umum berpotensi mengalami peningkatan permintaan dengan memasuki musim dingin, kendati demikian pasokan batubara sangat sedikit.

Baca Juga: Bukit Asam (PTBA) proyeksikan kontribusi volume penjualan ekspor menjadi 47% di 2021

"Ini menyebabkan lonjakan harga batubara tren ini kemungkinan akan berlanjut hingga akhir tahun ini," terang Dileep kepada Kontan, Minggu (3/10).

Dileep melanjutkan, secara umum kondisi ini bisa saja berlanjut ke tahun berikutnya. Pasalnya, saat ini belum ada peningkatan kapasitas batubara.

Sementara itu, merujuk kinerja BUMI hingga semester I 2021, pasar ekspor masih mendominasi penjualan sebesar 65% dan sisa 35% untuk domestik. Sepanjang semester I 2021 BUMI memproduksi sekitar 40 juta ton hingga 41 juta ton.

Dileep menjelaskan, permintaan ekspor dan domestik diprediksi bakal meningkat hingga tutup tahun ini. Sayangnya, ketersediaan batubara dinilai kian ketat termasuk di Indonesia.

Baca Juga: Kementerian ESDM lakukan uji coba perdagangan karbon dengan 80 unit PLTU batubara

"Untuk tahun 2021 kami mengharapkan bisa mencapai antara 83 juta ton hingga 87 juta ton (produksi). Hasil bergantung dari curah hujan yang masih luar biasa tinggi. Ekspor dan domestik diharapkan sama dengan semester I 2021," jelas Dileep.

Selama ini, pasar ekspor BUMI menyasar sejumlah negara dan didominasi China, India dan Jepang.

Adapun, PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) menargetkan pasar ekspor dapat mencapai 65% dari total penjualan tahun ini. Sekretaris Perusahaan GEMS, Sudin Sudirman menjelaskan, hingga tutup tahun ini pasar ekspor masih akan mendominasi kurang lebih 60% hingga 65% dan domestik di kisaran 35% hingga 40%. 

Raihan ini pun disebut tak jauh berbeda dengan capaian di tahun lalu. Adapun, raihan produksi GEMS di paruh pertama tahun ini relatif tak jauh berbeda dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.

"Untuk konsolidasi ekspor 61% dan domestik 39% dari total penjualan semester I 2021 sekitar 17,1 juta ton. Produksi adalah 16,5 juta ton," kata Sudin kepada Kontan, Minggu (3/10).

Dalam pemberitaan Kontan, GEMS dipastikan juga bakal mengerek produksi tahun ini pasca merevisi RKAB 2021. GEMS menargetkan produksi sebanyak 39,6 juta ton batubara dari target RKAB semula sebesar 33,4 juta ton. 

Selanjutnya: PLN: Serapan batubara untuk pembangkit berjalan lancar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×