kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Permintaan Pelumas Masih Bakal Tumbuh


Kamis, 12 Desember 2013 / 07:25 WIB
Permintaan Pelumas Masih Bakal Tumbuh
ILUSTRASI. Karyawan melintas dengan latar layar pergerakan IHSG di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan, Senin (3/1/2022). IHSG pada Rabu (27/7) diproyeksikan melemah, analis beri rekomendasi saham. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN


Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Herlina Kartika Dewi

JAKARTA. Prospek pasar otomotif yang masih cukup cerah membuat produsen pelumas kendaraan atawa oli tetap yakin penjualannya bisa tumbuh positif di tahun 2014.

Shell Lubricants Indonesia misalnya, mematok penjualan pelumas bisa tumbuh 15%- 20% pada tahun 2014. Vanda Laura, Brand and Communication Marketing Manager Shell Lubricants Indonesia bilang, meski ekonomi masih lesu, tapi permintaan pelumas masih akan tumbuh. Pasalnya, "Pelumas mau tidak mau harus dikonsumsi oleh pengguna kendaraan," ujarnya, Rabu (11/12).

Tak hanya untuk kendaraan, Vanda bilang, permintaan pelumas untuk korporasi juga meningkat seiring makin banyaknya perusahaan yang menambah mesin produksi. Menurutnya, saat ini, penjualan pelumas Shell ke korporasi (business to bussines) masih memiliki porsi 60% dari total penjualan perusahaan. Sedangkan sisanya penjualan langsung ke konsumen.

Untuk penjualan pelumas kendaraan, Vanda melihat bahwa roda empat masih yang mendominasi. Namun, Shell bakal serius menggarap pelumas untuk roda dua mulai tahun ini.

Sebagai catatan, saat ini, Shell sedang dalam proses membangun pabrik di Indonesia, tepatnya di daerah Jakarta Utara. Vanda menyampaikan bahwa belum pasti kapan akan mulai bisa berproduksi. "Ground breaking Agustus lalu. Perkiraan baru bisa berproduksi sekitar 2014 hingga 2015," katanya.

Redesmon Munir, Manager Overseas Marketing Lubricant Business Unit Pertamina bilang, pasar pelumas akan mengikuti pertumbuhan industri. "Tahun 2014, penjualan naik sekitar 2%-3%," katanya.

Pelemahan rupiah yang terus berlanjut membuat Pertamina menaikkan harga pelumasnya. Redesmon bilang, Pertamina berencana menaikkan harga jual pelumas sekitar 15%. Sayangnya, ia enggan merinci kapan kenaikan harga jual akan direalisasikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×