Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY) melihat prospek bisnis yang menarik di tahun ini khususnya setelah Peraturan Menteri ESDM No 26 Tahun 2021 atau Permen PLTS Atap resmi diterapkan.
Direktur Utama PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY) Christopher Liawan mengatakan, JSKY sangat mendukung penerapan Permen ESDM No. 26 Tahun 2021 di mana salah satu ketentuannya berupa ekspor listrik yang semula hanya 65% menjadi 100%.
Masyarakat juga perlu mengetahui bahwa listrik yang diproduksi oleh PLTS di siang hari yang tidak ter-utilisasi, bisa digunakan di malam hari. Dengan ketentuan tersebut, masyarakat sudah tidak perlu meragukan penghematan yang akan didapatkan dari penggunaan solar panel atap.
Dengan adanya ketentuan ini, permintaan produk solar panel ke JSKY pun meningkat. Buktinya saja, JSKY telah menandatangani Memorandum Of Understanding (MOU) dengan salah satu pengembang perumahan ternama yaitu Umawar Karsa Realty untuk pengadaan solar panel atap untuk 300 unit rumah yang dimulai dari proyek di Sawangan, Depok.
Baca Juga: Pengembangan PLTS Kian Gencar, Simak Jurus Sky Energy (JSKY) Manfaatkan Peluang
"Dalam rencana kerjasama ini, JSKY akan memasok 500kWp solar panel atap untuk proyek pertama yang akan dimulai per tahun 2022 hingga lima tahun mendatang dengan potensi pendapatan sebesar Rp 11 miliar per tahun," jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (11/2).
Lebih lanjut Christopher bilang, tidak menutup kemungkinan, adanya perpanjangan kerja sama antara JSKY dan Umawar untuk proyek lain di tahun selanjutnya.
Secara umum, peningkatan permintaan solar panel pada JSKY masih didominasi oleh sektor komersial-industrial, para pelaku usaha ingin menekan biaya operasional dengan menghemat biaya listrik mereka.
Melihat prospek permintaan PLTS di sepanjang 2022, JSKY juga akan mulai masuk pada pembangunan PLTS dengan skema IPP (Independent Power Producer) / PPA (Power Purchase Agreement) dengan dukungan Lembaga keuangan, PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF).
Adapun selain mengerjakan proyek-proyek lokal seperti IPP / PPA, PLTS Atap Perumahan, PLTS Atap industrial, JSKY juga terus memperkuat market ekspornya dengan menambah sasaran pasar baru. Christopher menjelaskan, pasar luar negeri yang semula didominasi oleh Amerika Serikat, kini ada Inggris, Jepang, Taiwan, dan Yunani yang menjadi market baru JSKY di tahun 2022.
Untuk mendukung rencananya ini, JSKY telah merencanakan untuk mengoperasikan pabrik/fasilitas keduanya, yakni Pabrik Cisalak pada 2022.
Dengan beroperasinya pabrik tersebut, JSKY akan memanfaatkan pabrik kedua tersebut untuk menambah kapasitas produksi dikarenakan pabrik pertama yang berlokasi di Gunung Putri, Bogor sudah mencapai kapasitas maksimalnya.
Selain untuk memproduksi modul surya, di pabrik kedua ini, JSKY akan memproduksi sel surya nya sendiri.
Di sisi lain, JSKY juga memiliki rencana ekspansi pabrik ketiganya di lokasi yang berdekatan dengan pabrik pertamanya, yaitu di Korin. Ekspansi ini juga bertujuan untuk peningkatan kapasitas produksi.
Untuk dapat mencapai strategi tersebut, JSKY telah menyusun anggaran belanja modal untuk agenda bisnis di 2022 dengan total kurang lebih mencapai Rp 100 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News