Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan volume bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 berada di kisaran 19,05 juta hingga 19,28 juta kiloliter (KL).
Di mana, usulan tersebut mencakup volume subsidi untuk minyak tanah dan minyak solar.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menjelaskan, dari total usulan tersebut, alokasi subsidi untuk minyak tanah dipatok sebesar 0,52 juta hingga 0,54 juta KL. Sementara itu, subsidi minyak solar diperkirakan mencapai 18,53 juta hingga 18,74 juta KL.
“Kami laporkan pimpinan sebenarnya kalau untuk impor solar kalau di 2025 kita akan konversi ke B50, insyaallah kita tidak akan impor lagi,” kata Bahlil dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XII DPR RI, Rabu (2/7).
Baca Juga: Produksi Minyak Bumi Nasional Capai 602.000 Barel hingga Juni 2025
Namun, Bahlil mengingatkan jika konversi hanya mencapai B40 dan produksi domestik belum mampu mencukupi kebutuhan, maka Indonesia masih harus mengimpor solar dalam jumlah sedikit.
Selain BBM subsidi, pemerintah juga mengusulkan volume LPG subsidi tabung 3 kilogram dalam RAPBN 2026 sebesar 8,31 juta metrik ton (MTon). Volume tersebut sedikit lebih tinggi dari outlook 2025 yang diperkirakan mencapai 8,36 juta MTon dan lebih rendah dari yang dipatok APBN 2025 sebesar 8,17 juta MTon.
Kebijakan subsidi pada tahun depan akan tetap mempertahankan skema subsidi tetap untuk solar, serta subsidi selisih harga untuk minyak tanah dan LPG 3 kg.
Selanjutnya: DPR Tunda Penetapan Wakil Dewan Komisioner LPS, Ada Apa?
Menarik Dibaca: Ini 5 Alasan Kenapa Kamu Perlu Proteksi Kehidupan Sejak Dini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News