Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis e-commerce di Indonesia diproyeksikan bakal berkembang pesat tahun ini lantaran dipicu oleh kenaikan konsumsi domestik. Namun, pelaku bisnis e-commerce harus bersiap menghadapi sentimen negatif seperti persaingan makin ketat antara e-commerce.
Saat ini, setidaknya ada dua sentimen negatif antara lain, pertama, kehadiran platform TikTok Shop yang memudahkan interaksi antara calon pembeli dengan barang yang dipasarkan. Kedua, pulihnya aktivitas masyarakat sehingga membuat toko luar jaringan (luring) akan lebih mudah diakses.
Dari sisi kinerja, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) optimistis kinerja keuangan masih akan melaju di sisa tahun 2023. AVP Media & Communication Bukalapak Fairuza Ahmad Iqbal mengatakan, setelah mencatat peningkatan adjusted EBITDA selama 6 kuartal berturut-turut, manajemen Bukalapak semakin yakin dalam mewujudkan misi jangka panjang meraih keuntungan pada kuartal keempat tahun 2023.
Baca Juga: Indef: Revisi Permendag Efektif Tekan Bisnis Cross Border E-Commerce, Tapi..
"Di kuartal kedua tahun ini, Adjusted EBITDA Bukalapak mencapai Rp (125 miliar) pada kuartal kedua tahun 2023, meningkat 65% dari tahun sebelumnya," kata Fairuza saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (2/8).
Fairuza menambahkan, angka tersebut mencerminkan peningkatan sebesar 30% dari proyeksi awal yang diberikan bersamaan dengan hasil kinerja keuangan 2022 dan kuartal pertama 2023, di mana diproyeksikan adjusted EBITDA loss sebesar Rp 150 miliar hingga Rp 175 miliar untuk kuartal kedua.
"Bukalapak percaya bahwa hasil ini merupakan bagian dari perjalanan perusahaan dalam mempertahankan pertumbuhan menuju profitabilitas yang berkelanjutan," tutur dia.
Merujuk laporan keuangan per 30 Juni 2023, BUKA memperoleh pendapatan sebesar Rp 2,18 triliun. Ini tumbuh 28,97% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari Rp 1,69 triliun per 30 Juni 2022.
BUKA menargetkan bisa mengantongi pendapatan sebesar Rp 4,75 triliun. Artinya pada paruh pertama ini, Bukalapak sudah mengamankan dari 45,89% target dicanangkan.
Sementara itu, e-commerce PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mencatatkan peningkatan EBITDA yang disesuaikan sebesar 67% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dan 49% dibandingkan kuartal sebelumnya mencapai Rp-1,6 triliun menunjukkan perbaikan konsisten selama lima kuartal berturut-turut.
"Capaian ini didukung oleh kinerja kuat khususnya dari unit bisnis on demand services dan e-commerce," kata Andre Soelistyo, Direktur Utama Grup GoTo dalam keterangannya.
Baca Juga: Larangan Produk Impor di Bawah US$ 100, Mendag: Hanya untuk Cross Border Commerce
Secara terpisah, Public Affairs Senior Lead Tokopedia Aditia Grasio Nelwan mengatakan kepada Kontan.co.id bahwa persaingan antar e-commerce lain berpengaruh baik kepada tim internal di Tokopedia agar lebih kerja keras dan terus berinovasi.
"Ini akan mendorong tim internal untuk bisa berinovasi lagi," ungkap dia saat Media Visit ke KONTAN, beberapa waktu lalu.
Adapun, PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) alias Blibli menunjukkan perbaikan kinerja keuangan sepanjang Kuartal I-2023. Rugi bersih Blibli berhasil terkikis sebesar 17%, seiring peningkatan pendapatan.
Merujuk laporan keuangan Blibli per 31 Maret 2023, BELI mencetak pendapatan bersih sebesar Rp 3,82 triliun. Raihan itu naik 20,88% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari Rp 3,16 triliun.
Pendapatan dari pihak relasi berkontribusi sebesar Rp 37,78 miliar atau tumbuh 10,29% YoY. Kemudian pendapatan dari pihak ketiga mencapai Rp 3,79 triliun.
Per 31 Maret 2023, jumlah aset BELI mencapai Rp 13,87 triliun atau turun 1,41% dari posisi Rp 14,07 triliun di 31 Desember 2022. Liabilitas BELI tercatat naik dari Rp 3,59 triliun menjadi Rp 4,28 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News