Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Pertamina Hulu Energi, sebagai Subholding Hulu Pertamina sudah menetapkan direksi yang baru. Dalam jajaran direksi itu ada nama baru dan ada pula nama lama. Demikian pula dengan jajaran komisaris yang tergolong baru, agak mengejutkan ada komisaris dengan usia 33 tahun dan akan berulang tahun ke 34 Tahun pada 5 Juli 2020 nanti.
Dia adalah Fadli Rahman yang kini menjadi Komisaris Pertamina Hulu Energi. Fadli lahir tanggal 5 Juli 1986. Berdomisili di Jakarta. Kini dia menjabat sebagai Komisaris PT Pertamina Hulu Energi sejak tanggal 20 Januari 2020.
Baca Juga: Dirut Pertamina: Penambahan subholding bukan rencana tiba-tiba
Fadli Rahman merupakan lulusan Ekonomi Mineral dan Energi Colorado School of Mines (CSM) pada tahun 2016 (gelar Ph.D) dan 2013 (gelar M.S), sebelumnya meraih gelar Bachelor of Science di ITB pada tahun 2007.
Menjadi Principal di Boston Consulting Group dari tahun 2016, sebelumnya Fadli Rahman juga dipercaya sebagai Senior Field Engineer di Schlumberger tahun 2008 - 2011 dan Reservoir Engineer di Conoco Phillips pada tahun 2007 - 2008.
Adapun Komisaris Utama PHE adalah Rinaldi Firmansyah, dia lahir tanggal Tanjung Pinang, 10 Juni 1960. Berdomisili di Jakarta, Indonesia. Rinaldi menjabat sebagai Komisaris Utama PT Pertamina Hulu Energi sejak terhitung sejak 13 Juni 2020, berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur Jabatan serta Pengangkatan Direksi dan Dewan Komisaris.
Baca Juga: Ini ikhtiar Pertamina kembangkan bahan bakar dari sumber energi terbarukan
Rinaldi Firmansyah merupakan lulusan Institut Teknologi Bandung pada tahun 1985, melanjutkan Master of Business Administration (MBA) di IPMI pada tahun 1988.
Pada tahun 1998, Rinaldi Firmansyah melanjutkan studi Chartered Financial Analyst (CFA) - AIMR di Charlottesvillee, USA. Dan pada tahun 2014, Rinaldi menempuh jenjang Doktor Manajemen di Universitas Padjajaran.
Rinaldi Firmansyah memulai karir di Schlumberger Wireline at North Sea, UK sebagai Wireline Engineer pada tahun 1985 – 1986.
Rinaldi juga kerap mengemban Komisaris di beberapa perusahaan, misal PT. Semen Padang sebagai Komisaris dan Ketua Komite Audit tahun 2003 – 2004, CEO PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (Telkom) tahun 2003 – 2004, PT PLN Batam, PT Elnusa Tbk., PT Indosat Tbk, PT Pinnacle Investama, PT Bluebird Tbk dan PT Indonesia Infrastructure Finance.
Lalu ada juga nama Komisaris Tumpak Simanjuntak, Lahir tanggal di Medan, 2 Mei 1961. Berdomisili di Jakarta, Indonesia.
Dia kini menjabat sebagai Komisaris PT Pertamina Hulu Energi terhitung sejak 13 Juni 2020, berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur Jabatan serta Pengangkatan Direksi dan Dewan Komisaris.
Baca Juga: Pertamina buka peluang membawa anak usaha subholding upstream untuk IPO
Tumpak Simanjuntak, SH merupakan Lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Banyak pengalaman di bidang hukum, Saat ini Tumpak Simanjuntak, SH menjadi Jaksa Fungsional pada Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Agung RI sejak Mei 2019 sampai sekarang.
Sebelumnya, Tumpak Simanjuntak, SH menjabat Kepala Sub Direktorat Penuntutan Tindak Pidana Narkotika sejak 2018 sampai Mei 2019.
Tumpak Simanjuntak, SH juga pernah menjabat Kepala Sub Direktorat Koordinasi Penyidik Pegawai Negeri Sipil dan Kelembagaan pada Direktur Tindak Pidana Umum Lainnya pada Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum sejak 13 Januari 2016.
Kemudian tidak asing lagi Djoko Siswanto juga didapuk sebagai komisaris, dia lahir tanggal 23 Mei 1965. Berdomisili di Jakarta, Indonesia.
Menjabat sebagai Komisaris PT Pertamina Hulu Energi sejak 13 Juni 2020 berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur Jabatan serta Pengangkatan Direksi dan Dewan Komisaris.
Strata – 1, Teknik Perminyakan ITB Mahasiswa Pertama yang dapat menyesaikan studi 4 (empat) tahun sejak didirikannya Teknik Perminyakan ITB, (1986 - 1990). Djoko Siswanto kembali melanjutkan pendidikan Strata – 2, MBA Specialist Oil & Gas Management.
Baca Juga: Pertamina dukung percepatan pemulihan UMKM Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Center of Energy Petroleum Mineral Law & Policy (CEPMLP), Dundee University UK. Orang Indonesia Pertama yang mendapat gelar , MBA Specialist Oil & Gas Management di 2001 – 2002. Djoko Siswanto kembali meraih gelar Strata – 3, Doktor pada Teknik Perminyakan ITB di 2006 – 2011.
Pengalaman Djoko Siswanto di dunia minyak dan gas dimulai pada tahun 1990. Djoko Siswanto mengemban Deputi Pengendalian Pengadaan SKK Migas pada tahun 2017-2018.
Lalu Dojoko juga pernah mejabat sebagai Direktur Teknik Migas KESDM tahun 2016 – 2017, Direktur Hulu Migas KESDM pada tahun 2015 – 2016. Dari Maret 2018, Djoko Siswanto menjabat Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi hingga sekarang.
Selanjutnya adalah Nanang Untung yang juga didapuk sebagai komisaris PHE. Dia Berdomisili di Tangerang, Indonesia. Dia menjabat sebagai Komisaris di PT Pertamina Hulu Energi terhitung sejak pertama kali ditunjuk tanggal 28 Januari 2020 sesuai dengan Keputusan Rapat Umum Pemengang Saham secara Sirkuler.
Nanang Untung merupakan lulusan Insinyur Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung pada tahun 1982 dan telah melaksanakan 43 kursus dan pengembangan profesional. Nanang Untung merupakan Promotor dan Eksekutif perusahaan di bidang energy services.
Baca Juga: Praktisi: Perlu ada stimulus untuk tingkatkan aktivitas KKKS dan menggerakkan ekonomi
CEO perusahaan LNG kelas dunia, berkompeten dalam bidang LNG Business & Venture Development, Organization & Job Competency Development, Project Management, Start Up Management, Production Planning, LNG Sales Contract Management dan juga sebagai Profesional Engineer.
Selain konsultan bisnis energi dari tahun 2017 hingga sekarang, sebelumnya Nanang Untung dipercaya sebagai CEO PT. Patra Badak Arun Solusi pad atahun 2014 - 2017, CEO PT. Badak NGL tahun 2012 - 2014, Senior VP Gas Pertamina tahun 2011 - 2012 dan berbagai pengalaman profesional yang dimulai pada tahun 1982 di PT. Arun NGL Co Lhoukseumawe.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News