kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.428.000   -57.000   -2,29%
  • USD/IDR 16.602   11,00   0,07%
  • IDX 7.916   -209,10   -2,57%
  • KOMPAS100 1.090   -29,49   -2,63%
  • LQ45 772   -7,67   -0,98%
  • ISSI 281   -10,34   -3,54%
  • IDX30 401   -4,69   -1,16%
  • IDXHIDIV20 453   -1,70   -0,37%
  • IDX80 121   -1,88   -1,53%
  • IDXV30 129   -2,46   -1,87%
  • IDXQ30 127   -0,85   -0,66%

Pertamina Bidik Ekspor Bioavtur dari Minyak Jelantah


Rabu, 27 Agustus 2025 / 18:51 WIB
Pertamina Bidik Ekspor Bioavtur dari Minyak Jelantah
ILUSTRASI. Lifting Bioavtur dari minyak jelantah oleh Kilang Pertamina Internasional. Pertamina bidik pengembangan bioavtur dari minyak jelantah dengan menyasar pemakaian oleh maskapai dalam negeri dan bisa menembus pasar ekspor.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - CILACAP. PT Pertamina (Persero) membidik pengembangan bioavtur dari minyak jelantah atau used cooking oil (UCO) dengan menyasar pemakaian oleh maskapai dalam negeri dan bisa menembus pasar ekspor.

Sebelumnya, maskapai Pelita Air menjadi pionir yang telah menenggak produk berlabel Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF), setelah resmi mengoperasikan rute Jakarta–Bali dengan 100% menggunakan SAF.

Pertamina pun membuka komunikasi dengan sejumlah maskapai domestik lain, termasuk Garuda Indonesia, untuk penggunaan bahan bakar ramah lingkungan tersebut.

Baca Juga: Stok BBM di Shell & BP-AKR Mulai Kosong, Di Pertamina Melimpah, Cek Harganya

"Kami tentu membuka komunikasi ke depan. Jika negara lain melihat hasil produk kita, pasti mereka tertarik. Namun, tentu harganya harus kompetitif dengan produk sejenis. Yang jelas, Pertamina menjadi yang pertama di ASEAN dalam memproduksi SAF ini," kata Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Mochamad Iriawan saat meninjau Refinery Unit IV Cilacap, Rabu (27/8).

Direktur Operasional Kilang Pertamina Internasional (KPI) Didik Bahagia menambahkan, produksi SAF saat ini dilakukan di unit Treated Distillate Hydrotreating (TDHT) Kilang Cilacap dengan kapasitas 8.700 barel per hari. Teknologi ini akan direplikasi di kilang RU II Dumai, RU VI Balongan, dan RU V Balikpapan.

“Di Balongan, di Dumai dan juga di Balikpapan harapannya di tahun 2026 semester II, kita bisa memproduksi itu,” ujarnya.

Dari sisi pasokan bahan baku, Pertamina memastikan ketersediaan minyak jelantah masih aman.

VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menyebut saat ini ada 35 titik SPBU yang difungsikan sebagai tempat pengumpulan minyak jelantah dari masyarakat.

“Pasokan bahan baku sejauh ini aman kita ada 35 titik pengumpulan minyak jelantah di berbagai SPBU. Jadi kita mempersilakan, mengundang masyarakat untuk mengumpulkan minyak jelantahnya melalui titik-titik SPBU yang ada,” jelasnya.

Baca Juga: Pertamina Hulu Indonesia Produksi Minyak 58,6 Ribu Barel Minyak di Semester I-2025

Selanjutnya: IHSG Ditutup Menguat, Simak Rekomendasi Teknikal DSSA, PGAS, dan MAPI, Kamis (28/8)

Menarik Dibaca: Dukung UMKM Indonesia jangkau Pasar Global, Alibaba.com Luncurkan Guarantee Package

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×