kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.428.000   -57.000   -2,29%
  • USD/IDR 16.602   11,00   0,07%
  • IDX 7.916   -209,10   -2,57%
  • KOMPAS100 1.090   -29,49   -2,63%
  • LQ45 772   -7,67   -0,98%
  • ISSI 281   -10,34   -3,54%
  • IDX30 401   -4,69   -1,16%
  • IDXHIDIV20 453   -1,70   -0,37%
  • IDX80 121   -1,88   -1,53%
  • IDXV30 129   -2,46   -1,87%
  • IDXQ30 127   -0,85   -0,66%

Demi Recurring Income, Indonesia Paradise (INPP) Ekspansi ke Semarang & Balikpapan


Minggu, 19 Oktober 2025 / 16:30 WIB
Demi Recurring Income, Indonesia Paradise (INPP) Ekspansi ke Semarang & Balikpapan
ILUSTRASI. Fasilitas apartemen Antasari Place yang dikembangkan PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP) di Jakarta Selatan. Perseroan menargetkan ekspansi agresif dengan melanjutkan pengembangan proyek di Semarang dan Balikpapan hingga akhir 2025.


Reporter: Leni Wandira | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesia Paradise Property Tbk (INPP) menargetkan ekspansi agresif dengan melanjutkan pengembangan proyek di Semarang dan Balikpapan hingga akhir 2025. 

Perseroan menargetkan pertumbuhan berkelanjutan tanpa mengandalkan landbank masif ataupun pembiayaan jumbo di muka. Pencapaian penjualan semester pertama yang meningkat 57% menjadi modal kuat untuk menggenjot ekspansi di paruh kedua tahun ini.

Presiden Direktur & CEO INPP, Anthony P. Susilo, menyampaikan bahwa fokus ekspansi dalam beberapa tahun ke depan akan diarahkan ke kota-kota besar, terutama lokasi yang sudah memiliki jejak proyek Paradise sebelumnya. Saat ini, perusahaan tengah bersiap melanjutkan pembangunan tahap dua di tiga lokasi utama: Semarang, Balikpapan, dan Antasari (Jakarta Selatan).

"Semarang itu baru fase pertama, kita masih punya lahan dua hektar lagi di sampingnya. Balikpapan juga baru kita kembangkan tiga dari total delapan hektar. Antasari pun masih ada fase keduanya. Jadi, secara garis besar, kami akan lanjutkan yang sudah berjalan, sambil siapkan satu kota baru lagi," kata Anthony saat ditemui di Jakarta, Minggu (19/10/2025).

Baca Juga: INPP Genjot Kinerja Lewat Antasari Place, Insentif PPN DPT Dorong Penjualan

Meski belum menyebutkan nama kota yang akan disasar selanjutnya, ia menyebut lokasinya akan berada di wilayah barat Indonesia dan tengah dikaji matang.

Selain mempersiapkan langkah ekspansi ke kota-kota besar lainnya, fokus utama perusahaan tetap pada penguatan aset recurring income atau pendapatan berulang yang menjadi tulang punggung bisnisnya. INPP tetap mempertahankan model bisnis 80% recurring income dan 20% penjualan properti. Artinya, sebagian besar pendapatan akan berasal dari bisnis sewa—baik hotel, mal, kantor, serviced apartment, maupun ruko.

"Investor di belakang kami memang mindset-nya long term. Mereka sukanya recurring asset, dan kami bisa bangun itu tanpa perlu modal terlalu besar di awal," ujar Anthony.

Meski segmen penjualan seperti apartemen dan ruko tetap dilirik sebagai pelengkap, manajemen  menekankan bahwa setiap proyek harus bisa tumbuh mandiri, tidak bergantung pada suntikan dana dari proyek lain. 

"Kita besar dengan kemitraan. Tidak mungkin dana dari satu proyek kita pakai untuk proyek lain. Masing-masing harus sustain," tambahnya.

Paradise mengembangkan proyek dengan pendekatan modular, di mana setiap lokasi diisi dengan kombinasi segmen tergantung kebutuhan dan optimalisasi lahan. Pola pengembangan bertahap ini dijalankan sejak awal, dan menurut Anthony, bukan sesuatu yang direncanakan secara muluk dari awal.

"Awalnya cuma bangun hotel saja, buat SPV untuk satu-dua properti. Tapi seiring waktu ya ngalir. Mulai masuk ke mal, lalu apartemen, dan sekarang mid-rise atau ruko. Jadi bukan by design awal mau jadi Alam Sutera atau Summarecon," katanya.

Di Balikpapan, Paradise akan memulai segmen ruko perdana pada kuartal I 2026. Sementara di Bandung, pengembangan mal 23 Paskal sudah memasuki tahap ekspansi. Di lokasi-lokasi ini, perusahaan tetap mempertahankan kombinasi antara area komersial dan residensial, dengan tetap menyesuaikan permintaan pasar.

Baca Juga: Indonesian Paradise (INPP) Genjot Strategi Mal di Tengah Fenomena Rojali Rohana

Berbeda dengan banyak pengembang lain, INPP tumbuh bukan dari landbank besar, melainkan melalui proyek-per-proyek dengan pendekatan kemitraan. Anthony menyebut bahwa nilai paling penting dalam perjalanan 23 tahun perusahaan bukanlah soal aset, tetapi mindset dan reputasi.

"Paradise lahir bukan dari landbank, bukan juga karena kita kelebihan cash. Kita bermitra, kita bangun, kita selesaikan tantangan. Buat kami, warisan terbaik itu bukan tanahnya, tapi mentalnya," imbuhnya.

Ia mencontohkan proyek Haris Tuban Bali yang dibuka seminggu setelah bom Bali, sebagai bukti bahwa perusahaan terbiasa menghadapi krisis sejak awal.

Meski sempat tertunda 3–4 tahun akibat pandemi, Paradise berhasil mencatatkan kinerja pertumbuhan positif secara berturut-turut sejak 2022. Menurut Anthony, tiga tahun terakhir merupakan periode ‘record-breaking dalam hal omzet.

"2022, 2023, 2024, dan saya harap 2025 jadi tahun pertumbuhan. Momentum ini semoga bisa terus kami bawa sampai 2026." tandasnya.

Sebagai gambaran, pada enam bulan pertama 2025, perusahaan mencatat omzet sekitar Rp870 miliar, atau naik 57% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Kontribusi pendapatan didominasi oleh segmen hotel (32%), penjualan properti (38%), dan mal (30%).

Memasuki akhir 2025, Paradise optimistis bisa menjaga pertumbuhan dua digit. Namun, Anthony menegaskan bahwa ekspansi tetap harus dilakukan dengan kendali penuh dan disiplin risiko.

"Kami ini anak-anak muda penuh ide. Tapi balapan itu harus tetap pakai seatbelt. Kita gas, tapi harus sadar arah dan batasnya," pungkasnya.

Selanjutnya: Ini Cara Pertamina NRE Percepat Komersialisasi Energi Bersih

Menarik Dibaca: Trans Segara City Beroperasi, Mobilitas dari Bekasi ke Stasiun Senen Lebih Praktis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×