Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini
JAKARTA. PT Pertamina dan PTT Global Chemical Public Company Limited (PTT GC) menandatangani Marketing and Trading Joint Venture Agreement untuk mendirikan perusahaan patungan di Indonesia. Perusahaan patungan tersebut akan menggarap pasar petrokimia domestik sebelum mendirikan komplek kilang petrokimia skala dunia di Indonesia yang pembangunannya direncanakan tuntas pada 2018.
Sebelumnya, kedua perusahaan telah menandatangani Manufacturing Joint Venture Head of Agreement pada 10 Desember 2013 di Jakarta. Adapun, penandatanganan Marketing and Trading Joint Venture Agreement ditandatangani di Bangkok oleh Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya dan President & CEO PTT GC Bowon Vongsinudom dan disaksikan oleh Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko M. Afdal Bahaudin dan Chairman PTTGC Prasert Bunsumpun.
Dengan kesepakatan ini, memungkinkan Pertamina dan PTTGC membentuk perusahaan patungan yang akan melayani konsumen dan membuka akses kepada pasar domestik dengan lebih baik. Pembentukan perusahaan patungan sendiri ditargetkan akan tuntas pada kuartal pertama tahun depan.
Seperti diketahui, pasar produk petrokimia Indonesia diperkirakan terus meningkat seiring dengan tren positif pada sektor manufaktur. Pasar petrokimia Indonesia diperkirakan mencapai US$ 30 miliar pada 2025 dan dengan perusahaan patungan ini ditargetkan untuk dapat meraih 30% hingga 40% pangsa pasar, setelah komplek kilang petrokimia beroperasi secara komersial pada 2018. Saat ini, produksi petrokimia Indonesia masih belum mencukupi kebutuhan sehingga mengakibatkan impor yang relative besar, yaitu lebih dari US$5 miliar.
"Pasar produk petrokimia di Indonesia menjanjikan potensi bisnis terbaik bagi pemasaran produk petrokimia. Saat ini, pasokan masih belum memenuhi kebutuhan sehingga pasokan harus diperoleh dari impor yang nilainya lebih dari US$5 miliar per tahun. Ini kesempatan yang baik untuk kita tangkap sebagai peluang bisnis dan dengan kesepakatan ini kita akan merealisasikan apa yang menjadi keinginan kedua perusahaan. Pembentukan perusahaan patungan ini sejalan dengan strategi Pertamina untuk mengembangkan bisnis hilir yang menguntungkan, terutama untuk sektor petrokimia," kata Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya dalam rilisnya, Senin (16/12).
Menurutnya, kerjasama dengan PTTGC sebagai mitra strategis, diyakini akan memberikan manfaat bagi Pertamin. "Terutama terkait dengan upaya memberikan pengalaman yang kuat dari PTGC dalam bisnis petrokimia kepada Pertamina. Hari ini saya melihat PTTGC benar-benar mitra yang sangat layak dihormati dan dipercaya sebagai mitra," ungkap dia.
Hanung menyampaikan, Pertamina telah menyediakan Kilang Plaju yang saat ini berkapasitas 125.000 barel per hari sebagai alternatif lokasi pengembangan komplek petrokimia. "Saat ini, kami juga dalam proses untuk melakukan modernisasi pada kilang tersebut sehingga dapat menghasilkan keekonomian proyek yang lebih baik," imbuhnya.
Sementara itu, Bowon Vongsinudom, President and CEO of PTTGC mengatakan, penandatanganan kesepakatan ini merupakan tahapan lebih maju yang telah dicapai oleh kedua perusahaan untuk memperkuat kemitraan bagi pengembangan bisnis petrokimia di Indonesia. "Kami sangat puas dengan kemajuan yang sudah diperoleh oleh kedua tim yang kami yakini akan dapat memperkuat kerjasama antara PTTGC dan Pertamina ke depan. Perusahaan patungan yang nanti terbentuk akan memiliki posisi yang kuat menciptakan nilai, terutama kepada konsumen di Indonesia. Rencana bisnis telah dihasilkan berdasarkan survey pasar yang intensif sebagaimana telah dilakukan oleh kedua perusahaan pada tahap awal," ujar dia.
Dia bilang, sejak ditandatangani HoA pada akhir April lalu, PTTGC telah mendukung Pertamina dengan produk-produk polymer yang akan dipasarkan di Indonesia. "Kami juga telah membuka pasar serta product knowledge PTTGC kepada Pertamina dalam rangka meningkatkan bisnis petrokimia Pertamina. Selain menambah volume pasokan PTTGC kepada Pertamina secara bertahap, perusahaan patungan nantinya akan memasarkan produk-produk petrokimia Pertamina, seperti polypropylene yang diproduksikan di Plaju, untuk memenuhi kebutuhan domestik dan meningkatkan daya cengkeramnya terhadap pasar yang sangat menjanjikan ini," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News