Reporter: Ranimay Syarah | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. PT Pertamina (Persero) telah menghancurkan lebih 60.000 tabung elpiji untuk ukuran 3 dan 12 kilogram (kg) dengan nilai Rp 3 miliar pada tahun 2013 lalu untuk area region III yang terdiri dari wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
Sepanjang kuartal I ini, tabung rusak mencapai 18.000 tabung dan angka ini semakin menurun seiring dengan seringnya pengawasan dan himbauan yang dilakukan sampai ke tingkat agen.
Hendra Arief, Kepala Operasi Domestik Gas Region III Pertamina menyampaikan, ketahanan tabung minimal 5 tahun dan jika sudah tidak layak pakai akan dileburkan oleh pihak ketiga seperti produsen knalpot.
"Tabung yang sering banyak rusak adalah elpiji 3 kg, karena di tingkat agen sering dilempar sedangkan tabung 12 kg lebih tahan lama bahkan bisa dipakai lebih dari 5 tahun. Setiap tahun rata-rata kita punya 1 juta unit tabung baru dan selalu didominasi 3 kg," kata Hendra saat ditemui di Depot Elpiji Plumpang Jakarta, Jumat (2/5).
Setiap kali melakukan peleburan tabung minimal harus ada 25.000 tabung. Hendra bilang, untuk pengadaan tabung Pertamina juga bekerja sama dengan produsen tabung seperti PT Pelangi Indah Canindo Tbk (PICO) dan produsen lainnya dengan mengadakan pelelangan.
Tahun lalu saja, Pertamina memesan pembuatan tabung kepada PICO sebanyak 1,7 juta unit tabung baik 12 dan 3 kg. Namun, PICO hanya sanggup memasok 340 ribu unit.
Sedangkan untuk tahun ini, Hendra bilang, belum mengadakan tender lagi dan belum ada kesepakatan dengan PICO karena bisa saja dibuat di perusahaan lain.
Saat KONTAN berkunjung ke depot pengisian elpiji di Plumpang, Pertamina bisa menghasilkan rata-rata 30 ton tabung 12 kg atau rata-rata 2.000 unit tabung dalam sehari.
Satu tabung berat totalnya 27 kg, tabung kosong 15 kg dan gas 12 kg. Distribusi elpiji ini disebar ke seluruh agen-agen di wilayah Region III dengan 28-30 truk per hari.
"Sebagian besar kerusakan tabung bukan pada body tabung, tapi pada valve (saluran regulator) yang sering menyebabkan ledakan. Kalau tabungnya kuat dengan minimal usia 5 tahun. Kalau yang 12 jg lebih lama lagi, " kata Arie, saat ditemui di Depo Tanjung Priok, Jumat (02/05).
Sementara itu, untuk pengisian elpiji 3 kg itu berada di depot pengisian elpiji di Tanjung Priok.
Ari Anggoro, Manager Domestic Gas Region III PT Pertamina menyampaikan, dalam sehari pengisian elpiji 3 kg lebih banyak daripada 12 kg. Dalam sehari bisa mencapai 170 ton yang diisi dari 100 mesin pengisian.
Satu tabung beratnya 8 kg dengan berat tabung kosong 5 kg dan gas 3 kg. Dari jumlah tersebut dibawa dengan 92 truk ke wilayah region III. Satu truk tersebut membawa 560 unit elpiji 3 kg dan jika ada yang rusak maka akan dibawa ke Depo Plumpang untuk diperbaiki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News