Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
Sementara itu, Sumur Bunyu (B-1803B) dibor oleh PDSI dengan menggunakan rig PDSI, N110 M (1500 HP). Target kedalaman pengeboran sedalam 3.300 meter. Hidrokarbon dari sumur ini diprediksi memberikan sumbangsih bagi PEP Asset 5 sebesar 350 BOPD berupa minyak dan gas sebesar 1,50 MMSCFD.
Adapun, Sumur Kualasimpang Barat (KSB A-11) merupakan salah satu sumur program peningkatan produksi dari Rantau Field. Pengeboran dilakukan dengan kedalaman kurang lebih 1.317 meter dan sumur KSB A-11 diharapkan berkontribusi sebesar 200 barel per day (bopd) terhadap produksi Rantau.
Selain itu, untuk Sumur Talangjimar, Kontan.co.id mencatat, PT Pertamina EP Asset 2 Prabumulih Field optimistis produksi minyak dapat terkerek seiring lancarnya kegiatan pengeboran sumur Talang Jimar (TLJ) 248 / TLJ-32 In Field (INF).
Field Manager Prabumulih Ndirga Andri Sisworo menjelaskan, Sumur TLJ-248 diharapkan mampu mengerek produksi minyak hingga 9.200 bopd dari rata-rata produksi sebesar 8.900 bopd.
Baca Juga: SKK Migas dan KKKS siap optimalkan sumur tua
Adapun, sumur TLJ-248 ditargetkan berkontribusi sebesar 175 bopd. Kendati demikian, Ndirga berharap angka itu dapat bertambah seperti yang terjadi pada sumur TLJ-247 yang berkontribusi hingga 500 bopd.
Selain lewat program percepatan pengeboran sumur, Nanang memastikan pihaknya telah melakukan pertemuan dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) guna membahas pengembangan sumur tua.
"Sudah ada kick off dengan SKK Migas dan KKKS lainnya Jumat pekan lalu sambil brainstorming terkait strategi pengelolaan sumur tua," ujar Nanang.
Kendati demikian, ia belum bisa memastikan kapan rencana pemanfaatan sumur tua ini dapat dimulai. Menurutnya, diprediksi ada sekitar 100 sumur hingga 200 sumur yang dapat dimanfaatkan kembali.
"Belum tahu tahun berapa, tapi sudah ada beberapa BUMD yang mengajukan (untuk pemanfaatan sumur tua)," kata Nanang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News