kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertamina EP targetkan lifting minyak 85.000 barel per hari di tahun ini


Selasa, 04 Februari 2020 / 17:43 WIB
Pertamina EP targetkan lifting minyak 85.000 barel per hari di tahun ini
ILUSTRASI. Pertamina EP dalam RKAB menargetkan lifting minyak pada tahun ini mencapai 85.000 barel per hari (bph).


Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina EP dalam Rencana Kerja Anggaran Belanja (RKAB) menargetkan lifting minyak pada tahun ini mencapai 85.000 barel per hari (bph).

Angka ini lebih tinggi dari target tahun lalu yang sebesar 82.500 bph. Adapun realisasi lifting minyak di tahun lalu tercatat mencapai 99,6% atau setara 82.194 ribu bph.

Baca Juga: Ini empat strategi Pertamina EP untuk temukan cadangan migas

Direktur Utama Pertamina EP Nanang Abdul Manaf mengatakan, pada tahun ini pihaknya mengupayakan investasi untuk peremajaan fasilitas produksi.

"Lapangan migas kami 80% lapangan tua. Jadi, kami perlu melakukan teknologi pakai gas lift atau pompa," jelas Nanang di Gedung DPR RI, Selasa (4/2).

Tak hanya itu, pengeboran ilegal juga menjadi perhatian dari Pertamina EP dalam upaya menjaga produksi.

Sementara itu, dalam RKAB perusahaan, lifting gas ditargetkan sebesar 704 MMscfd atau turun dari target tahun lalu yang sebesar 768 MMscfd.

Realisasi lifting gas pada tahun 2019 mencapai 97,5% atau setara 759 MMscfd.

Nanang menambahkan, tidak tercapainya lifting migas pada tahun lalu disebabkan oleh turunnya penyerapan.

"Contohnya di Mantindok dan Donggi, karena LNG spot turun, maka produksi kami turun dalam empat bulan terakhir dari Agustus jadi tinggal 30%. Bukan karena produksi, tapi penyerapannya yang menurun. Pembeli menurunkan daya serapnya," terang Nanang.

Baca Juga: Cadangan migas di bawah 10 tahun, Pertamina EP butuh temuan baru

Masih menurut Nanang, Pertamina EP menargetkan pendapatan sebesar US$ 3,57 miliar pada tahun ini. Sementara itu, pada tahun lalu pendapatan tercatat sebesar US$ 3,55 miliar atau masih berada di bawah target US$ 3,80 miliar.

Nanang menuturkan, tidak tercapainya target pendapatan dikarenakan realisasi harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) yang rendah.

Baca Juga: Kelanjutan pembuatan dua kapal tanker pesanan Pertamina dipertanyakan

"Tak tercapai karena harga ICP yang asumsinya US$ 70 per barel tapi realisasinya US$ 63 per barel. Jadi deviasinya besar," jelas Nanang.

Demi mewujudkan sejumlah target yang ada, Nanang mengungkapkan, pihaknya mengalokasikan belanja modal US$ 2,04 miliar. Angka ini meningkat dari target tahun lalu yang sebesar US$ 1,93 miliar.

Dari target tahun lalu, serapan capex mencapai 97,9% atau setara US$ 1,89 miliar.

Baca Juga: Laba bersih Pertamina di 2019 anjlok menjadi US$ 2,1 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×