Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Gas (Pertagas), bagian dari Subholding Gas Pertamina akan mulai mengembangkan potensi bisnis baru, setelah 16 tahun berkiprah di sektor midstream dan downstream migas.
Sekretaris Perusahaan Pertagas Muhammad Baron mengatakan, sebagai perusahaan infrastruktur dalam bidang transisi energi, Pertagas berencana mengembangkan potensi bisnis baru melalui pengembangan produk petrokimia dan bidang clean energy.
PT Pertamina Gas didirikan pada 23 Februari 2007 untuk memenuhi ketentuan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 dan adanya peningkatan kebutuhan komoditas gas di Indonesia sebagai alternatif energi pengganti bahan bakar minyak yang ramah lingkungan, sekaligus memberikan nilai tambah pengusahaan gas.
Baca Juga: Pertamina Hulu Mahakam Segera Mulai Proyek OPLL Senilai US$ 300 juta
Baron mengungkapkan, selain segmen bisnis transportasi gas dan minyak, niaga gas, pemrosesan dan regasifikasi gas, Pertagas juga akan mengembangkan bisnis lain, seperti pembangunan infrastruktur pipanisasi energi, pengembangan infrastruktur gasifikasi kelistrikan.
Selain itu, Pertagas juga melirik pengelolaan limbah kelapa sawit menjadi biomethane atau bioethanol, pembangunan infrastruktur untuk gray/green/blue hydrogen dan green/blue ammonia, hingga infrastruktur pendukung carbon capture utilization & storage (CCUS) Gas yang memiliki peranan penting dalam transisi energi, mempertimbangkan jumlah emisi yang dihasilkan lebih rendah dibanding sumber energi lain, seperti minyak dan batubara.
"Hal ini menjadi hal yang positif bagi Pertagas mengingat Indonesia masih memiliki cadangan gas yang cukup besar. Namun demikian, Pertagas juga telah memiliki rencana jangka panjang dalam pengembangan bisnis clean energy,” kata Baron dalam keterangan resmi yang diterima Kontan, Jumat (23/2).
Baca Juga: Harga BBM Nonsubsidi Akan Naik di Bulan Maret?
Pertagas mencatatkan aset di sektor midstream hingga downstream, di antaranya adalah pipa transmisi gas, transmisi minyak, pemrosesan gas, regasifikasi LNG dan infrastruktur pendukung penyaluran energi lainnya di Indonesia.
Pertagas tercatat telah membangun dan mengelola pipa transmisi gas sepanjang lebih dari 2.809 km, pipa minyak 605 km, dua LPG Plant dengan kapasitas 1130 ton per hari, terminal regasifikasi dengan kapasitas 400 BBtud dan LNG Hub dengan kapasitas 127.000 M3.
“Pertagas juga telah membangun Pipa Minyak Rokan dan telah mengalirkan minyak, serta telah melaksanakan commissioning Pipa Gas Senipah-Balikpapan,” kata Baron.
Baca Juga: Intip Kesiapan Elnusa (ELSA) Mendukung Target Produksi Migas Nasional
Hingga saat ini, lanjut Baron, Pertagas telah membangun dan mengelola Pipa Gas Arun Belawan; Pipa Gas Duri- Dumai; Pipa Gas Grisik-Pusri; Pipa Gas Gresik-Semarang; Pipa Gas Muara Karang – Muara Tawar; Pipa Gas Porong-Grati; Pipa Minyak Tempino – Plaju; LPG Plant PSG; Fasilitas LNG Filling Station Arun; Fasilitas LNG Filling Station Bontang; Terminal Regasifikasi Arun, dan CNG Tambak Lorok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News