kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.917   13,00   0,08%
  • IDX 7.201   60,44   0,85%
  • KOMPAS100 1.107   12,17   1,11%
  • LQ45 879   12,50   1,44%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,62   1,49%
  • IDXHIDIV20 541   6,13   1,15%
  • IDX80 127   1,51   1,20%
  • IDXV30 134   0,46   0,35%
  • IDXQ30 149   1,78   1,20%

Pertamina Geothermal (PGEO) Dapat Peringkat Positif Dari Moody's dan Fitch Ratings


Minggu, 23 April 2023 / 18:36 WIB
Pertamina Geothermal (PGEO) Dapat Peringkat Positif Dari Moody's dan Fitch Ratings
ILUSTRASI. Pertamina Geothermal Energy di Ulubelu, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Pertamina Geothermal (PGEO) Dapat Peringkat Positif Dari Moody's dan Fitch Ratings


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

Guna mengejar target tersebut, PNRE bahkan telah menyiapkan dana belanja modal (Capital Expenditure/Capex) sebesar USD3,7 miliar untuk periode 2023 hingga 2026 mendatang, dengan USD2,1 miliar diantaranya untuk belanja modal PGEO.

Anggaran belanja tersebut ditujukan untuk meningkatkan kapasitas terpasang EBT yang saat ini  masih sebesar 687 megawatt (MW), menjadi 5 gigawatt (GW), termasuk juga over kapasitas surya sebesar 3GW dan 1GW di PGEO, dari yang saat ini masih sebesar 672 MW. 

"Penilaian kami mencerminkan kuatnya potensi pertumbuhan yang dimiliki oleh PPI/PNRE, meski secara kontribusi keuangan kepada induk usaha akan tetap minimal dalam jangka menengah, karena porsinya yang masih kecil dibanding bisnis utama PT Pertamina di sektor migas," tulis Fitch Rating, dalam keterangan resminya.

Di lain pihak, Fitch juga mengaku optimistis terhadap proyeksi bisnis PGEO ke depan, sebagai anak usaha PNRE yang pada tiga hingga empat tahun ke depan digadang-gadang menjadi kontributor terbesar terhadap keuangan perusahaan.

Baca Juga: Tantangan PGEO Capai Target Kapasitas Masih Berat, Ini Penyebabnya

Dalam proyeksinya, Fitch berharap PGEO mampu mengelola 21 persen dari total kapasitas terbarukan terpasang milik PNRE pada 2026, dengan kontribusi terhadap EBITDA mencapai 65%.

"PGEO menyumbang hampir seluruh pendapatan dan basis aset PNRE. Mereka bertujuan terus memperluas kapasitas panas bumi di Pertamina Group," ungkap Fitch.

Dengan sifatnya yang stabil serta besarnya potensi yang tersedia di Indonesia, membuat bisnis panas bumi yang digeluti PGEO menjadi bagian penting dari program transisi energi Pertamina dan juga negara.

Hal ini belum lagi memperhitungkan rencana PGEO untuk menggandakan kapasitasnya hingga lebih dari 1,2GW pada akhir 2027, dengan belanja modal sekitar US$ 2,8 miliar dan rata-rata pengeluaran tahunan di atas US$ 500 juta sejak 2024.

Baca Juga: Utang Jangka Pendek PGEO Meningkat, Simak Potensi Resikonya

Sedianya, dana capex bakal didanai dari perpaduan antara kas internal, dana hasil IPO dan opsi pinjaman.

"Namun demikian, meski belanja modalnya besar, kami masih berharap leverage SCP dari PGEO masih berada dalam level aman. Kami perkirakan Leverage bersih EBITDA PGEO tetap di bawah 4x, bahkan selama puncak dari periode belanja modalnya," tulis Fitch dalam laporannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×