Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Geothermal Energi (PGEO) menargetkan pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) mencapai 1,5 GW pada 2030. Pengembangan energi panas bumi ini sejalan dengan potensinya yang besar di Indonesia.
CEO PGEO Julfi Hadi menjelaskan panas bumi mampu menjadi baseload sumber kelistrikan. Sumber energi yang stabil dan besar melalui panas bumi menjadi kunci dalam mendukung pertumbuhan ekonomi 8% yang dicanangkan pemerintah.
"Panas bumi salah satu sumber energi yang terbukti bisa menjadi baseload. Kita harus membangunnya sekarang. Apalagi, dengan rencana pertumbuhan ekonomi yang ditopang dari industri hilirisasi serta manufaktur, membutuhkan pasokan listrik yang stabil dan bersih. Panas bumi merupakan jawabannya," kata Julfi dalam keterangan resmi, Rabu (13/11).
Baca Juga: PGEO Tambah Kapasitas Panas Bumi
Julfi juga menyampaikan PGEO menargetkan pengembangan panas bumi Pertamina mencapai 1,5 GW pada tahun 2030 demi mencapai target tersebut berbagai strategi dilakukan termasuk strategi investasi.
“Pengembangan ini membutuhkan investasi hingga US$ 50 juta dengan kalkulasi pertumbuhan kapasitas pembangkit panas bumi hingga 10,5 GW,” ungkap Julfi.
Untuk bisa membuat investasi panas bumi ini menarik, Pertamina bahkan membuat model risiko yang lebih rendah dalam pengembangan panas bumi. Electrical Submersible Pumps yang merupakan salah satu teknologi untuk bisa mereduksi risiko pengembangan panas bumi.
"Pompa akan menghasilkan peningkatan produksi bahkan di sumur subkomersial dan juga di pembangkit listrik. Katakanlah dulunya, mengembangkan sektor geothermal itu butuh 10 tahun, sekarang bisa dikembangkan dalam 5 tahun," pungkas Julfi.
Selanjutnya: Indonesia's Indosat, GoTo Launch Local-Language AI Model
Menarik Dibaca: Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat, IDSurvey Gelar Relawan Bakti di Kampung Srikandi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News