Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto
Hal ini mendukung ekosistem perangkat yang beragam, memberikan proteksi terpercaya yang memungkinkan tim IT memiliki kontrol terhadap aset digital tanpa mempengaruhi produktivitas pengguna, menghadirkan keamanan terpadu dengan kontrol keamanan Zero Trust, serta melindungi perangkat agar selalu sehat dan comply.
Baca Juga: Pertamina Bukukan Keuntungan US$ 6,1 Miliar Sepanjang 2018-2020
Proses transisi PHR sendiri dimulai pada Januari 2021 dan dibagi menjadi enam tahap:
1. Planning: Pada tahap ini, tim transisi menganalisis berbagai sistem yang perlu diubah, serta mengidentifikasi pengguna yang kritikal untuk mendukung operasi. Dengan demikian, pembaharuan dapat dilakukan secara gradual berdasarkan skala prioritas.
2. Proof of concept: Menguji desain dan fungsi, serta melihat performa solusi endpoint.
3. Cut over plan: Membuat rencana untuk pemutusan sistem dari perusahaan lama ke perusahaan baru yang akan dieksekusi pada saat transisi.
4. Apps packaging: Mengemas aplikasi-aplikasi untuk pengguna komputer yang kemudian tersedia di portal aplikasi perusahaan.
5. Build & piloting: Menguji keseluruhan rencana pada pilot user untuk memastikan seluruh skenario deployment dapat berjalan sesuai ekspektasi.
6. Deployment: Melakukan penghapusan sistem lama dan pengunduhan sistem baru (wipe and load) pada ribuan perangkat yang digunakan karyawan PHR dan mitra kerjanya. Pada proses deployment ini, seluruh sistem berganti menjadi sistem PHR tepat pada 9 Agustus 2021 pukul 00.00 WIB.
Baca Juga: Pertamina Hulu Rokan Resmikan Pusat Kendali Operasional