kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.429.000   20.000   1,42%
  • USD/IDR 15.405   30,00   0,19%
  • IDX 7.812   13,98   0,18%
  • KOMPAS100 1.184   -0,59   -0,05%
  • LQ45 959   0,88   0,09%
  • ISSI 227   0,13   0,06%
  • IDX30 489   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 590   1,24   0,21%
  • IDX80 134   -0,05   -0,04%
  • IDXV30 139   -1,25   -0,90%
  • IDXQ30 163   0,24   0,15%

Pertamina International Shipping Targetkan Kontribusi Bisnis Hijau Capai 34% di 2034


Senin, 26 Agustus 2024 / 21:30 WIB
Pertamina International Shipping Targetkan Kontribusi Bisnis Hijau Capai 34% di 2034
ILUSTRASI. Integrated Terminal Tanjung Uban Pertamina di Bintan, Kepulauan Riau terus meningkatkan performa dan kesiapannya menjadi trading hub di Asia Tenggara. PT Pertamina International Shipping (PIS) memiliki target jangka panjang untuk mencapai nol emisi pada 2050


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina International Shipping (PIS) memiliki target jangka panjang untuk mencapai nol emisi pada 2050. Salah satu strateginya adalah mengakselerasi inisiatif dekarbonisasi agar mencapai target pengurangan karbon emisi hingga nihil pada tahun 2050 dan meningkatkan kontribusi bisnis hijau menjadi 34% pada 2034.

Direktur Business Planning Pertamina International shipping Eka Suhendra memaparkan bahwa target pengurangan karbon emisi dari PIS sudah selaras dengan strategi jangka panjang dari organisasi International Maritime Organization (IMO). Dengan komitmen ini, PIS tidak hanya mendukung inisiatif global untuk melawan perubahan iklim, melainkan juga meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi biaya operasional terkait emisi.  

“Pertamina dan PIS memiliki komitmen dalam peningkatan sustainability dan green economy dalam operasionalnya sebagai bagian dari transformasi hijau bersama. Strategi kami untuk mencapai realisasi target jangka panjang tersebut adalah melalui pengurangan emisi sebesar 32% pada 2030 yang merupakan langkah awal untuk mencapai Net Zero Emission pada 2050, sesuai target dari IMO,” ungkap Eka dalam siaran pers yang diterima Kontan, Senin (26/8).

Baca Juga: Ini Kunci Pertamina International Shipping Raih Pertumbuhan Laba 60,94% pada 2023

Untuk mendukung realisasi target jangka panjang tersebut, PIS telah melakukan sejumlah inovasi khusus untuk mengurangi produksi emisi karbon dalam seluruh lini bisnisnya. Salah satunya melalui pengembangan teknologi Energy Saving Devices dan pengembangan desain kapal yang ramah lingkungan.

Eka bilang bahwa secara umum Pertamina memiliki 10 fokus sustainabilitas operasi yang terbagi dalam tiga komponen utama yakni Environmental, Social, dan Governance. Contoh terkait perlindungan keanekaragaman hayati PIS yakni melakukan investasi pemasangan ballast water treatment di armada kapal PIS untuk meminimalisir kerusakan ekosistem laut di sekitar kapal.

PIS juga melakukan inovasi-inovasi teknologi hijau untuk kapal baru dan konversi bahan bakar melalui teknologi dual fuel yang dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar hingga 30%.

Selain mengurangi produksi emisi karbon, PIS juga menargetkan peningkatan signifikan terhadap kontribusi laba yang dihasilkan dari Green Cargo Business, seperti Liquified Natural Gas (LNG) dan Liquified Carbon Dioxide (LCO2).

Dalam hal ini, PIS memiliki aspirasi sampai 2034 untuk meningkatkan pendapatan dari low carbon business seperti LPG, LNG, dan amonia.

"Kami berharap melalui berbagai inisiatif dan strategi yang telah kami implementasikan, PIS dapat meningkatkan kontribusi sektor bisnis hijau menjadi 34% dalam sepuluh tahun ke depan. Saat ini angka tersebut berada di sekitar 15% dari total kontribusi bisnis PIS,” papar Eka.

Lebih lanjut, Eka memaparkan salah satu strategi PIS untuk meningkatkan kontribusi bisnis hijau adalah melalui pasar bahan bakar hijau. Volume perdagangan LPG dunia diproyeksi akan tumbuh 13% dalam 5 tahun ke depan. Adapun impor LPG dari empat negara besar di Asia, yaitu China, Jepang, Korea Selatan, dan India diproyeksikan bakal naik 35,4% pada 2028.

Di Indonesia sendiri, permintaan LPG untuk kebutuhan rumah tangga akan naik rata-rata 3,9% per tahun sampai 2030. Sementara untuk amonia, volume perdagangannya diproyeksikan naik rata-rata 22,5% per tahun hingga 2028.

Untuk melayani pasar bahan bakar hijau yang terus berkembang, PIS mendatangkan dua unit kapal tanker baru berupa Very Large Gas Carrier (VLGC) yang dikhususkan untuk mengangkut muatan LPG dan Amonia.  Dengan hadirnya dua unit kapal tersebut, diharapkan PIS dapat meningkatkan kapasitas pengangkutan bahan bakar rendah karbon baik di dalam maupun luar negeri.

Strategi jangka panjang PIS untuk memangkas produksi karbon emisi dan meningkatkan kontribusi bisnis hijau sudah sejalan dengan visi Nol Emisi Pemerintah Indonesia pada 2060, meskipun PIS menargetkan 10 tahun lebih cepat pada 2050.

"Ke depannya kami berharap PIS dapat menjadi pelopor dalam program dekarbonisasi khususnya di industri shipping,” tutup Eka.

Baca Juga: Pertamina Patra Niaga Pasok Caustic Soda untuk Proyek SGAR
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×