kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   11.000   0,75%
  • USD/IDR 15.490   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.496   -47,74   -0,63%
  • KOMPAS100 1.161   -10,37   -0,89%
  • LQ45 930   -7,66   -0,82%
  • ISSI 225   -1,75   -0,77%
  • IDX30 479   -4,07   -0,84%
  • IDXHIDIV20 576   -4,59   -0,79%
  • IDX80 132   -1,10   -0,82%
  • IDXV30 142   -0,97   -0,68%
  • IDXQ30 160   -1,14   -0,70%

Pertamina NRE Jajaki Kerja Sama CCS dengan Produsen Baja Asia Senilai US$ 300 Juta


Minggu, 07 Juli 2024 / 18:21 WIB
Pertamina NRE Jajaki Kerja Sama CCS dengan Produsen Baja Asia Senilai US$ 300 Juta
ILUSTRASI. Pertamina NRE terbuka untuk kerja sama CCS dengan berbagai pemain.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertamina New and Renewable Energy (NRE) tengah menjajaki kerja sama untuk penerapan teknologi penangkap dan penyimpanan karbon alias carbon capture and storage (CCS) dengan produsen baja asal Asia yang beroperasi di Indonesia senilai antara US$ 200 juta-US$ 300 juta per satu ton CO2 per tahun.

Head of CCUS Development Program Pertamina New & Renewable Energy, Bayu Prabowo menyatakan, pihaknya terbuka untuk kerja sama CCS dengan berbagai pemain. Pada akhir Juli, Pertamina NRE akan merilis perjanjian CCS dengan perusahaan tersebut. Namun, dia belum mau memberikan nama perusahaan tersebut.

"Kami baru akan launching beritanya dengan salah satu prominent steel company di dunia yang punya operasi di Indonesia. Satu hingga dua minggu lagi akan launching beritanya. Akhir Juli," kata Bayu saat ditemui Kontan.co.id, Kamis (4/7).

Bayu menambahkan, perjanjian kerja sama ini masih berbentuk studi atau kajian berupa masukkan untuk kebijakan pengembangan CCS untuk Indonesia maupun negara asal perusahaan baja.

Investasi kerja sama ini diperkirakan sekitar US$ 200 juta-US$ 300 juta per satu ton CO2 per tahun. "Investasinya, kalau untuk capturing itu mungkin di angka, ini harus saya cek ya, angkanya sekitar US$ 200 juta-US$ 300 juta," ungkapnya.

Baca Juga: Genjot Transaksi Bursa Karbon, BEI Bakal Luncurkan Net Zero Incubator

Bayu bilang Pertamina akan memperluas kerja sama CCS dengan cara yang lebih utuh mulai dari capturing carbon, transportasi, sampai storing akan dilakukan di Indonesia. Kerja sama dengan pihak lain dinilai penting terutama negara lain dengan ekonomi yang lebih maju dari Indonesia.

Sebelumnya Kontan mencatat, PHE telah melakukan penandatanganan Pre-Liminary Agreement dengan ExxonMobil di dalam salah satu agenda kegiatan Indonesia Petroleum Association Convention and Exhibition (IPA CONVEX) ke-48 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City. 

Pre-Liminary Agreement ini merupakan salah satu perjanjian turunan dari Head of Agreement (HoA) antara pihak ExxonMobil - Pertamina – PHE yang telah dilaksanakan pada tahun 2022 lalu.

Direktur Pengembangan & Produksi, Awang Lazuardi mengatakan, melalui penguatan kerja sama ini, PHE dan ExxonMobil akan mematangkan dan menyiapkan rancangan model komersial untuk pengembangan hub CCS/CCUS regional di wilayah kerja PT Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE OSES) dengan potensi untuk menyimpan CO2 domestik dan internasional melalui Asri Basin Project CCS Hub yang berada di Wilayah Kerja PHE OSES. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×