kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertani gandeng Balitbang bikin tiga bibit unggul


Rabu, 08 Februari 2017 / 22:40 WIB
Pertani gandeng Balitbang bikin tiga bibit unggul


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. PT Pertani (Persero) berkerjasama dengan Badan Penelitan dan Pengembangan Kementerian Pertanian (Balitbang Kementan) untuk tiga komoditas.

Pertama, kerjasama untuk mengembangkan bibit tebu berproduktivitas tinggi. Kerjasama ini khusus dalam hal uji multilokasi.

Bibit tebu ini diklaim memiliki tingkat produktivias tinggi mencapai 150.000 ton per hektare (ha) dengan tingkat rendeman mencapai 12%. Rendemen bibit tebu unggul ini dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan rendemen tebu pada umumnya sekitar 6% hingga 7%.

Direktur Utama PT Pertani Wahyu mengatakan pihaknya belum menghitung berapa persis anggaran  pengembangan bibit tebu ini. Pasalnya, untuk melakukan uji multilokasi biaya yang diperlukan berbeda-beda.

"Kalau lulus dari uji multilokasi baru kami kembangkan dan karena kami membiayai mulai dari penelitian uji multilokasi, maka kami memiliki hak ekslusif untuk menguasai jenis bibit tebu itu nanti," ujarnya, Rabu (8/2).

Wahyu menjelaskan, uji multilokasi dilakukan pada tahun ini juga. Kemudian, pada awal tahun depan bibit tersebut sudah mulai dikembangkan di Pertani. Selanjutnya, pada tahun 2019 bibit tebu ini akan dikembangkan secara massal.

Pangsa pasar pertama yang akan disasar Pertani adalah PTPN yang memiliki perkebunan tebu. Sebab dari komunikasi yang terbangun selama ini, PTPN mengeluhkan bibit tebu milik mereka karena rendemennya rendah.

Bila bibit tebu unggulan ini ahirnya berhasil dikembangkan, maka Pertani optimis dapat memasarkan bibit ini ke perusahaan sesama pelat merah dan juga ke pihak swasta. Karena memiliki hak ekslusif, maka hanya Pertani yang berhak mengembangbiakan bibit tersebut.

Bibit padi

Kerjasama kedua, untuk mengembangkan bibit padi super genjah, bibit padi gogo dan bibit padi hibrida. Bibit ini diklaim memiliki tingkat produktivitas tinggi dan masa panen yang cepat.

Bila selama ini padi berumur 105 hari hingga 110 hari, maka bibit padi unggulan yang tengah dikembangkan ini berumur lebih pendek yakni 90 hari. Bahkan ada juga yang berumur 75 hari hingga 80 hari.

Bibit Jagung

Kerjasama ketiga, untuk pengembangan bibit jagung yang tahan naungan. Bibit jagung ini diklaim tetap bisa bertahan hidup bila ditanam di bawah naungan baik itu kelapa sawit maupun karet. Karena itu, petani bisa melakukan penanaman jagung di perkebunan kelapa sawit dan karet.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemtan Muhammad Syakir mengatakan pengembangan bibit tebu unggulan merupakan langkah awal dari target swasembada gula. Ia bilang, satu-satunya cara peningkatan produksi dengan keterbatasan lahan saat ini, tidak ada jalan pintas lain kecuali menghasilkan varietas baru dengan rendemen dan produksi tinggi.

"Nah kita sedang kembangkan satu varietas unggulan dengan rendemen bisa di atas 12% nanti bertahap sampai rendemennya 16% dan produksi lebih dari 150 ton," ujar Syarkir.

Syakir bilang, kerja samanya dengan Pertani dilakukan agar distribusi hasil inovasi Litbangtan bisa tersebar secara masif dan cepat. Tebu jadi komoditas pertama yang benihnya masih dikembangkan untuk kemudian disalurkan lewat Pertani. Menurutnya, semua pihak harus lebih agresif untuk menyalurkan hasil inovasi teknologinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×