kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Petrokimia Gresik sebut penurunan harga gas bisa tingkatkan daya saing industri


Rabu, 15 April 2020 / 21:40 WIB
Petrokimia Gresik sebut penurunan harga gas bisa tingkatkan daya saing industri
ILUSTRASI. Petrokimia Gresik sebut penurunan harga gas industri bisa tingkatkan daya saing industri perusahaan. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/foc.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan solusi agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia, Petrokimia Gresik mengapresiasi langkah pemerintah dalam mengimplementasikan penyesuaian harga gas bagi tujuh sektor industri. 

Seperti diketahui, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) baru saja menerbitkan regulasi yang mengatur soal kebijakan penetapan harga gas bagi sebanyak tujuh sektor industri dan kebutuhan PLN.

Baca Juga: Pupuk Indonesia apresiasi terbitnya permen soal harga gas industri

Beleid yang tertuang dalam Peraturan Menteri (Permen) ESDM No. 8 Tahun 2020 tentang Cara Penetapan Pengguna dan Harga Gas Bumi Tertentu di Bidang Industri ini menyebutkan bahwa harga gas bumi tertentu di titik serah pengguna has bumi ditetapkan sebesar US$ 6 per mmbtu bagi tujuh golongan industri, yakni pupuk, petrokimia, oleochemical, baja, keramik, kaca, dan sarung tangan karet.

“Kami sangat mendukung kebijakan penurunan harga gas untuk industri pupuk dan berterima kasih atas dukungan Kementerian ESDM untuk industri pupuk,” ungkap Direktur Utama Petrokimia Gresik, Rahmad Pribadi kepada Kontan.co.id pada Rabu (15/4).

Lebih lanjut, Rahmad mengatakan bahwa sebelumnya Petrokimia Gresik perlu menanggung biaya dengan kisaran rata-rata sekitar US$ 7,4 untuk setiap mmbtu yang digunakan. Angka ini menurut Rahmad merupakan biaya tertinggi apabila dibandingkan dengan pabrik-pabrik pupuk di Indonesia lainnya ataupun dari negara pesaing seperti China, Malaysia, dan lain-lain.

Sementara kontribusi biaya gas dalam struktur biaya produksi Petrokimia Gresik sendiri tidaklah kecil. Untuk produksi urea saja misalnya, porsi kontribusinya mencapai sekitar 70% dalam biaya produksi.

Baca Juga: Ada pandemi virus corona, Petrokimia Gresik malah genjot ekspor pupuk

Oleh karenanya, menurut hitungan Rahmad, potensi penurunan biaya yang ditimbulkan dari penurunan harga gas cukup signifikan. “Konsumsi gas Petrokimia Gresik adalah 144 mmcfd, jadi setiap penurunan US$ 1 akan berdampak pada penurunan biaya gas sebesar hampir US$ 50 juta,” kata Rahmad (15/4).

Menurut Rahmad, penurunan biaya gas yang demikian akan membuat Petrokimia Gresik memperbesar perolehan laba serta menjadi lebih kompetitif untuk bersaing dengan kompetitor. Apalagi, sebelumnya Petrokimia Gresik juga sudah menekan komponen biaya non gas hingga lebih rendah dari rata-rata industri serupa di Indonesia dan China guna mengimbangi harga gas yang tinggi.

Oleh karenanya, dengan meningkatnya daya saing Petrokimia Gresik akibat penurunan harga gas, ke depannya Petrokimia Gresik akan memperbesar pangsa pasar. Adapun fokus sasaran dari rencana ini tetap menyasar ritel pertanian dan perkebunan domestik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×