kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perusahaan farmasi bersiap membeli bahan baku


Selasa, 11 November 2014 / 12:18 WIB
Perusahaan farmasi bersiap membeli bahan baku
ILUSTRASI. Bawnag dayak


Reporter: Merlinda Riska | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Perusahaan farmasi tengah mengambil ancang-ancang membeli bahan baku obat untuk kebutuhan produksi tahun depan. Meski kurs rupiah terus tertekan dollar Amerika Serikat (AS), perusahaan farmasi domestik tampaknya tetap menjalankan produksi dan ekspansi usaha.

PT Kimia Farma Tbk (KAEF) contohnya. Mereka sudah beli bahan baku impor untuk keperluan tahun depan pada November ini. Menurut Rusdi Rosman, Direktur Utama Kimia Farma, pihaknya sudah memesan bahan baku obat untuk kebutuhan rutin selama periode Januari 2015 sampai Februari 2015.

Rusdi menerangkan, ada dua kategori pembelian bahan baku obat. Pertama, bahan baku untuk produksi reguler. Yakni, obat yang kerap Kimia Farma produksi setiap bulannya. Kedua, bahan baku tertentu, yakni bahan baku yang  akan Kimia Farma beli bila memenangkan tender obat dari pemerintah. "Untuk yang regular, biasanya kami rutin beli setiap tiga bulan sampai empat bulan. Nah, kami sudah beli untuk Januari-Februari tahun depan," kata dia kepada KONTAN, Senin (10/11).

Menanggapi kurs yang melemah dan tidak stabil, Rusdi bilang, pihaknya sudah melakukan lindung nilai atau hedging sebagai langkah antisipasi. Menurutnya, lantaran kebutuhan produk farmasi masih tinggi, KAEF pun akan terus menggenjot produksi. 

Siasat agar margin keuntungan tak tergerus, manajemen perusahaan akan lakukan efisiensi dan memantau kondisi kurs untuk membeli bahan baku impor tertentu. "Setiap tahun, bahan baku impor farmasi tersebut biasanya naik mengikuti pertumbuhan pasar farmasi. Tahun depan industri diproyeksi masih bisa tumbuh  di kisaran 10%-12%," papar dia.

Nah, supaya bisa terus mengikuti pertumbuhan industri farmasi bahkan kalau bisa lebih tinggi, Kimia Farma menyiapkan belanja modal senilai Rp 600 miliar tahun depan. Dana ini sebagian besar bakal dipakai untuk merampungkan pembangunan pabrik yang terletak di Banjaran, Jawa Barat.

Sementara PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) masih menimbang untuk membeli bahan baku obat saat ini. Manajemen perusahaan menyatakan masih mengamati dan mencermati kondisi kurs rupiah. Namun,  Kalbe sudah siap menghadapi  tantangan bisnis 2015 dengan menggenjot produksi.

Karena itu, Kalbe siap mengalokasikan belanja modal sekitar Rp 1 triliun–Rp 1,5 triliun tahun depan. Alokasi belanja modal ini lebih besar ketimbang belanja modal yang dianggarkan tahun ini, Rp 1 triliun–Rp 1,2 triliun. Salah satu rencana bisnis adalah menggenjot 30%–50% dari kapasitas produksi saat ini.

Namun, Direktur Keuangan sekaligus Sekretaris Perusahaan KLBF Vidjongtius belum bisa menyebutkan target pendapatan tahun depan. "Baru akan kami susun. Mungkin dalam sebulan lagi kami baru bisa cerita mengenai target pendapatan kami tahun depan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×