kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perusahaan Migas OOG surati Pertamina terkait masa depan proyek Kilang Bontang


Selasa, 31 Desember 2019 / 17:06 WIB
Perusahaan Migas OOG surati Pertamina terkait masa depan proyek Kilang Bontang
ILUSTRASI. Perusahaan Migas asal Oman OOG surati Pertamina terkait masa depan proyek Kilang Bontang. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/Rei/15.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan Minyak dan gas bumi asal Oman, Overseas Oil and Gas (OOG) mengaku telah menyurati PT Pertamina secara resmi demi membahas masa depan proyej Kilang Bontang.

OOG dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, berharap ada respon positif untuk masa depan terkait perjanjian kerja sama.

Baca Juga: Humpuss Intermoda (HITS) targetkan proyek dua unit FSRU kelar tahun 2021

Adapun, penyampaian surat secara resmi kepada PT Pertamina telah dilakukan pada Selasa, 31 Desember 2019. Asal tahu saja, surat disampaikan OOG untuk mempertegas komitmen sekaligus keseriusan dalam pembangunan refinery dan petrochemical.

"Kami juga ingin meluruskan hal-hal yang masih belum dikomunikasikan dengan baik. Agar kegiatan dan persiapan yang sudah dilakukan dan dikerjakan beberapa tahun ini dapat dilanjutkan. Jadi kami berharap komunikasi ini dapat dibuka kembali dan berjalan dengan baik. Itu inti surat yan kami sampaikan kepada Pertamina," kata Direktur OOG Ruddy Bagindo di Jakarta, dikutip Senin (31/12).

Ruddy berharap PT Pertamina bisa melanjutkan surat yang disampaikan melalui dialog sehingga kerja sama bisa berlangsung kembali. Kondisi ini mengingat banyak pekerjaan sudah dilakukan antara OOG dan Pertamina.

Baca Juga: Pelaku industri sawit optimis harga CPO memiliki tren positif di tahun 2020

Sekedar informasi, PT Pertamina dan OOG sudah menjalin komitmen menjalankan pembangunan proyek Grass Root Refinery (GRR) atau pembangunan kilang baru di Bontang.

Komitmen yang dilakukan Desember 2018, ini ditandai dalam suatu perjanjian Framework agreement antara kedua perusahaan untuk membangun kilang berkapasitas 300.000 barel per hari dan Petrokimia di Bontang, Kalimantan Timur.

"Dalam surat ini, OOG berharap kepada Pertamina dan juga pemerintah Indonesia dapat membuka kembali ruang dialog dan dapat meneruskan kerja sama ini. Sehingga tujuan pemerintah Indonesia untuk menekan impor bahan bakar minyak dan petrochemical bisa terwujud," ujar Ruddy.

Baca Juga: Salurkan BBM dan LPG hingga pelosok, Pertamina geber program One Village One Outlet

Peran OOG, kata Ruddy, tentu untuk meningkatkan hubungan antara Pemerintahan Kerajaan Oman dengan Indonesia terutama dalam bentuk kerja sama pembangunan kilang. Sehingga itikad baik dengan menyampaikan surat resmi diharapkan bisa mendapat jawaban positif dari PT Pertamina.

"Kami masih menunggu tanggapan dari Pertamina, jadi kami tidak ingin berandai-andai. Kami masih punya harapan bahwa Pertamina memberikan tanggapan yang positif," tandas Ruddy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×