Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina terus berupaya menyalurkan bahan bakar minyak (BBM) maupun liquidied petroleum gas (LPG) secara merata. Salah satu program yang dijalankan Pertamina untuk mewujudkan layanan secara merata adalah One Village One Outlet.
Melalui program ini, Pertamina membuat outlet LPG dan SPBU dengan bentuk yang berbeda-beda dan disesuaikan dengan kondisi wilayahnya.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, hingga November 2019 lalu Pertamina sudah membangun 165.125 outlet LPG di 45.911 desa atau kelurahan di Indonesia. Di saat yang sama, adapula 7.290 titik layanan BBM berupa SPBU yang dibangun oleh Pertamina sebagai bagian dari realisasi program tersebut.
Baca Juga: Investor Korsel siap kucurkan Rp 47 triliun di kilang Dumai, ini tanggapan Pertamina
Selain itu, program One Village One Outlet juga berjalan beriringan dengan program BBM Satu Harga yang mana sudah terealisasi sebanyak 161 titik di Indonesia hingga Oktober lalu. Dalam menjangkau wilayah terpencil tersebut, Pertamina tak hanya membangun SPBU, melainkan juga menyediakan alternatif berupa pembangunan Pertashop.
Fajriyah menjelaskan, Pertashop merupakan kanal layanan produk Pertamina dan menjadi bagian dari program One Village One Outlet. Keberadaan Pertashop bertujuan untuk menjangkau daerah-daerah yang belum tersedia layanan SPBU reguler, sehingga masyarakat bisa lebih mudah mememuhi kebutuhan terhadap BBM.
“Pertashop menjual produk Pertamina berupa BBM umum atau gasoline RON 90, LPG, dan produk pelumas,” ujar Fajriyah, Senin (30/12).
Yang menarik, Pertashop dapat dibangun dengan skema kerja sama antara Pertamina dengan badan usaha milik desa (BUMDes). Ada dua varian Pertashop yang dapat dibangun dengan skema seperti itu, yakni Gold atau Pertashop dengan kapasitas penampungan BBM sebesar 3.000 liter serta Platinum yang berkapasitas 5.000 liter.
Lebih jauh, pihak yang hendak bermitra untuk mendirikan Pertashop dapat melakukan pendaftaran secara langsung ke Marketing Operation Region Pertamina. Pemohon juga wajib memenuhi sejumlah syarat, contohnya memiliki lokasi dengan luas bangunan minimal 4x5 meter persegi untuk Pertashop Gold dan 200 meter persegi untuk Pertashop Platinum.
Di samping pendaftaran dan verifikasi secara administrasi, terdapat tahap survei lokasi untuk memastikan Pertashop yang dibangun memiliki akses jalan yang dapat dilalui mobil tangki BBM Pertamina.
Baca Juga: Permintaan Pertamax Turbo meningkat 36% jelang tahun baru
Pertamina juga memastikan agar calon mitra memiliki modal kerja untuk kebutuhan biaya operasional sehari-hari Pertashop. “Kami melakukan evaluasi kelayakan dengan melihat aspek finansial dan keekonomian berdasarkan keramaian lokasi,” ungkap Fajriyah.
Setelah berbagai aspek tadi terpenuhi dan perizinan pembangunan telah lengkap, barulah pendirian Pertashop dapat dilakukan.
Karena masih dalam tahap pembahasan, Fajriyah belum bisa menyampaikan rencana penambahan SPBU, outlet LPG, hingga Pertashop untuk program One Village One Outlet di tahun depan.
Namun, ia memastikan bahwa keberadaan program tersebut dapat membantu terwujudnya energi berkeadilan di Indonesia sekaligus mendorong perekonomian di wilayah pelosok Indonesia.
Baca Juga: Kuota solar subsidi diproyeksi kembali jebol di 2020, ini yang diminta BPH Migas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News