kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perusahaan Penerbangan Mulai Pasang Kuda-Kuda


Jumat, 10 Oktober 2008 / 20:42 WIB
Perusahaan Penerbangan Mulai Pasang Kuda-Kuda
ILUSTRASI. Warga mengakses layanan film daring melalui gawai di Jakarta, Sabtu (16/5/2020). Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan melakukan pungutan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10 persen bagi produk digital impor dalam bentuk


Reporter: Eflin Gitarosalyn |

JAKARTA. Kekhawatiran mulai menghinggapi perusahaan penerbangan sebagai dampak dari krisis finansial di negeri Abang Sam. Mandala Airlines mulai mencatat pengaruh tersebut pada penerbangan domestik. Sementara itu, Batavia Air juga tengah mengkaji kegiatan operasional lantaran semuanya harus diongkosi dengan mata uang dollar Amerika.


Trisia Megawati, Head of Corporate Communication Mandala Airlines bilang, Mandala Airlines akan melakukan antisipasi dengan cara konsolidasi maskapai airlines domestik untuk lebih memperluat kompetisi. "Hanya airlines yang dikelola dengan baik yang akan bisa bertahan," katanya.

Toh, Mandala Airlines tetap optimis karena krisis ekonomi global selalu datang bersamaan dengan terbukanya peluang pasar yang anyar. Itu sebabnya, Mandala Airlines mulai berhitung untuk menekan ongkos operasional. Salah satunya, dengan menerbangkan pesawat Airbus. “Mandala berencana tidak akan mengoperasikan pesawat tipe Boeing B 737-400,” tegasnya.

Langkah antisipasi juga mulai dilakukan oleh Batavia Air. Pasalnya, "Bila US Dollar bergerak naik atau turun, itu langsung berpengaruh ke biaya operasional Batavia," ujar Edy Harjanto, Public Relation Manager Batavia Air, Jumat (10/10). Malah, Edy memprediksi, jumlah penumpang bakal merosot perlahan.

Cara yang mau tak mau harus ditempuh oleh Batavia Air adalah dengan mengevaluasi pembelian pesawat. Soalnya, membeli pesawat anyar berarti harus menanggung biaya operasional yang akan dikeluarkan secara rutin. Sedangkan untuk penggunaan pesawat dengan sistem sewa menyewa, tetap harus diperhatikan lagi dari jumlah biaya yang akan dikeluarkan karena penghitungannya berdasarkan sewa per jam.

Kekhawatiran ini justru ditepis oleh Lion Air. "Dari sisi penerbangan domestik belum ada perubahan baik dari jumlah penumpang sehingga Lion tidak perlu merasa khawatir dengan beban operasional yang dikeluarkan rutin untuk pemeliharaan pesawat," kata Hasyim Alhabsyi, Manager Public Relation Lion Air, Jumat, (10/10).  Ia memastikan, sampai saat ini pasar penerbangan domestik dan luar negeri Lion Air masih dalam keadaan normal.

Optimisme ini juga datang dari Jusman Syafii Djamal, Menteri Perhubungan. Jusman bilang, "Maskapai penerbangan nasional sudah mempunyai pengalaman, sehingga tidak timbul kekhawatiran perusahaan maskapai penerbangan bakal kolaps.”

Ia menjelaskan, sebuah maskapai penerbangan bisa kolaps saat keadaan krisis seperti ini bila memiliki tanggungan ongkos operasional yang tinggi. "Maskapai penerbangan yang kolaps bila maskapai membeli pesawat dengan beli putus sedangkan maskapai penerbangan yang punya pesawat dengan sistem sewa menyewa masih bisa bertahan," katanya.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×