Reporter: Annisa Maulida | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para petani sawit diharapkan bisa memiliki pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS). Diharapkan, pabrik ini akan membantu petani menjual minyak kelapa sawit (crude palm oil) ketimbang tandan buah segar (TBS), sehingga meningkatkan efisiensi TBS.
Ketua Umum Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (MAKSI) Darmono Taniwiryono juga berpendapat, petani lebih dipercaya bank ketika ingin membangun pabrik pengolahan ketimbang ketika ingin investasi dalam bentuk kebun kelapa sawit.
Keuntungan petani memiliki pabrik PKS, yaitu petani masih punya tandan kosong yang bisa dimanfaatkan dan dijual kembali, minyak sawit bisa banyak diproduksi untuk produk lainnya yang diolah industri kecil. CPO juga dapat disimpan lebih lama sekitar 2 bulan dibandingkan TBS yang hanya bisa bertahan selama 24 jam saja.
“Selama ini petani hanya menerima hasil dari penjualan TBS dan dihitung per kg saja, termasuk tandan kosong, cangkang, dan inti kelapa sawit (kernel) menjadi milik pabrik besar. Biasanya TBS yang dikirim ke pabrik besar membutuhkan jarak dan waktu yang lama untuk sampai ke pabrik pengolahan, banyak TBS yang sampai di pabrik besar sudah dalam keadaan kurang bagus untuk diolah. Sehingga beberapa petani mengirimkan kelapa sawitnya dalam keadaan setengah matang agar ketika sampai di pabrik besar masih dalam keadaan yang baik untuk diolah,” ujar Darmono, akhir pekan ini.
Menurut Darmono, pabrik pengolahan kelapa sawit milik petani atau milik rakyat ini akan terealisasi jika sudah ada yang mau mendanai pembangunan pabrik PKS rakyat percontohan. Jadi membangun beberapa pabrik sebagai percontohan lalu bisa terealisasi dalam jumlah banyak. “Biasanya kan harus dibangun satu atau dua dulu, kemudian mereka lihat bareng-bareng pabrik rakyat percontohan tersebut,” lanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News