kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Petrokimia di Sekitar Kita


Senin, 04 Juli 2022 / 11:49 WIB
Petrokimia di Sekitar Kita
ILUSTRASI. Penggunaan Unsur Petrokimia di Rumah Kita


Reporter: Tim KONTAN | Editor: Ridwal Prima Gozal

KONTAN.CO.ID - Sadar atau tidak, perabotan atau peralatan yang kita miliki di rumah berawal dari petrokimia, senyawa kimia hidrokarbon yang didapat dari bahan bakar fosil dan gas alam dengan serangkaian proses penyulingan.

Proses penyulingan tersebut kemudian menghasilkan basic petrochemicals yang berfungsi memisah ikatan kimia dalam rantai hidrokarbon. Hasil pemisahan tersebut nantinya akan menjadi senyawa kimia yang lebih berguna untuk produk atau peralatan rumah tangga.

Secara garis besar, dasar petrokimia dapat dikelompokan menjadi beberapa bagian, di antaranya Olefins (ethylene, propylene, butylene, dan butadiene), Aromatic (benzene, toluene, dan xylene), dan Methanol. Kelompok tersebut nantinya akan menjadi bahan dasar berbagai produk seperti plastik, kertas, serat, tekstil, perekat, pelarut, pelapis, cat dan deterjen. Produk-produk ini nantinya akan diteruskan di industri lain yang memanfaatkan dasar petrokimia sebagai bahan utamanya.

Secara ekonomi, industri petrokimia mampu menjadi penopang tulang punggung perekonomian modern. Terlebih industri ini memiliki peran strategis untuk memutar rantai nilai (value chain) yang dapat menghasilkan bahan baku yang berguna untuk banyak kebutuhan manusia.

Dalam konteks rantai produksi, bahan baku yang dimiliki petrokimia juga punya peranan dari sisi output secara langsung (industri tambang, papan, pangan, sandang, dan fine chemicals) dan tidak langsung (transportasi, pertahanan, UKM, dan telekomunikasi).

Meskipun punya peranan penting dalam kebutuhan sehari-hari, nyatanya industri petrokimia belum mampu memenuhi permintaan pasar dalam negeri. Padahal, pasar dalam negeri sangat bergantung pada petrokimia sebagai bahan dasar.

Pada tahun 2021, pasar petrokimia nasional berada di angka 5-6 juta ton. Dari jumlah tersebut, 2 juta ton masih didominasi secara impor. Beberapa produk petrokimia yang masih diimpor antara lain polietilena (PE), polipropilena (PP), polistirena (PS), polivinilkhlorida (PVC), polietilena tereftalat (PET), dan karet sintetis (ABS).

Hal ini sangat miris, terlebih perekonomian sedang bangkit dan industri petrokimia mulai berkembang. Pada momen baik ini, pemerintah Indonesia diharapkan mampu menumbuhkan sektor petrokimia agar lebih berinovasi dan mandiri.

Minyak bumi, gas alam, dan batubara lokal dapat menjadi sumber daya yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku industri petrokimia nasional. Dengan pemanfaatan sumber daya tersebut, industri petrokimia bisa lebih kompetitif dalam menghadapi persaingan internasional.

Untuk menghadapi persaingan internasional, kemampuan industri petrokimia sangat ditentukan dari bahan baku, teknologi, investasi, dan pengintegrasian antar industri. Semua syarat tersebut wajib dipenuhi industri petrokimia nasional agar dapat memenangkan kompetisi pasar yang lebih luas.

Banyak kerja sama negara dengan perusahaan yang bisa dijadikan model untuk pengembangan industri petrokimia nasional, seperti SABIC (Arab Saudi), Petronas (Malaysia), Sinopec (Tiongkok), Chinese Petrochemical Development Corporation (Taiwan), Egyptian Petrochemical Holding Company (Mesir), National Petrochemical Corporation (Iran), Temasek (Singapura), dan beberapa negara Timur Tengah seperti Kuwait, Qatar, Abu Dhabi.

Sumber: TubanPetro

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×