Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. PT Pertamina Hulu Energi melalui anak usaha yaitu PHE Randugunting selaku operator Blok Randugunting baru saja mengebor sumur eksplorasi di di Desa Krikilan, Rembang, Jawa Tengah. Pengeboran Sumur Eksplorasi Randugunting (RGT-2) yang dilaksanakan pada Senin (21/11) ini merupakan upaya final pencarian data dan pembuktian keberadaan hidrokarbon di daerah tersebut.
Direktur Eksplorasi PHE, Rudy Ryacudu mengungkapkan, pelaksanaan Tajak Sumur RGT-2 ini tidak mudah. Pertamina berjuang untuk mendapat izin melakukan pengeboran di Rembang untuk mencari migas. "Sumur eksplorasi adalah pertaruhan, sebagai pembuktian ada tidaknya migas," ujar Rudy dalam siaran pers, Rabu (23/11).
GM Randugunting, Abdul Mutalib Masdar menambahkan, selama proses persiapan pengeboran, PHE Randugunting telah melakukan upaya maksimal memenuhi seluruh persyaratan yang ditentukan oleh Peraturan Perundang-undangan maupun kebijakan daerah Kabupaten Rembang. Untuk perizinan terkait dengan lingkungan, PHE Randugunting telah melaksanakan presurvey, demografi lingkungan, analisis UKL/UPL, hingga terbitnya Izin Lingkungan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pengeboran RGT-2.
“Semoga selama 40 hari ke depan, kegiatan operasi pengeboran berjalan lancar dan memberikan hasil positif," harap Abdul.
PHE Randugunting saat ini berada pada fase eksplorasi tahap 3 yang akan berakhir pada bulan Agustus 2017. Dalam kurun waktu 2007–2015, PHE Randugunting telah melakukan pengeboran eksplorasi sebanyak 4 sumur, yaitu Djapah Gede (DPG-1), Cempaka Emas (CPE-1) dan Kenangarejo (KGR-1) dengan status Dry Hole, dan sumur Wonopotro (WON-1) dengan status Uneconomic Discovery.
Pada tahun 1996 Pertamina sebenarnya telah pernah membuktian keberadaan gas bumi melalui pengeboran sumur Randugunting (RGT-1) yang terletak relatif dekat dengan lokasi pengeboran Randugunting (RGT-2). Namun untuk memastikan keberadaan lebih lanjut atas cadangan gas bumi tersebut, maka diperlukan konfirmasi ulang agar potensi migas di daerah ini dapat dikembangkan lebih lanjut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News