kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,11   -7,25   -0.78%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PJB salurkan daya listrik saat lebaran sebesar 54.492 Megawatt hour (MWh)


Kamis, 11 Juni 2020 / 15:50 WIB
PJB salurkan daya listrik saat lebaran sebesar 54.492 Megawatt hour (MWh)
ILUSTRASI. PLTU milik PJB


Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) mencatat angka penyaluran daya listrik selama momentum perayaan Idul Fitri 2020 mencapai 54.492 Megawatt hour (MWh).

Angka ini diketahui meningkat 27% dibandingkan dengan angka penyaluran daya listrik pada perayaan Idul Fitri tahun sebelumnya yang hanya mencapai 43.015 MWh.

Baca Juga: PT PJB siapkan skenario pasokan listrik menjelang new normal

Direktur Utama (Dirut) PT PJB Iwan Agung Firstantara menjelaskan, kenaikan penyaluran daya listrik selama Idul Fitri 2020 ditunjang oleh tingginya kebutuhan listrik di sejumlah sektor industri termasuk usaha kecil dan menengah (UKM).

Tak hanya itu, kebutuhan listrik pelanggan rumah tangga di saat pelaksanaan program Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) juga turut menyumbang terhadap kenaikan angka penyaluran daya listrik selama bulan Mei lalu.

“Masa pandemi tentunya memberikan tantangan tersendiri bagi perusahaan pembangkit karena Kami harus mendukung beberapa industri masih terus berjalan, seperti listrik untuk usaha kecil dan perumahan yang terus meningkat. Hal ini pula yang membuat pembangkit listrik milik PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) yang berada di wilayah sekitar Jakarta tetap beroperasi secara maksimal terutama pada saat Idul Fitri di bulan Mei lalu,” kata Iwan Agung dalam keterangan tertulisnya, Kamis (11/6).

Meski mengalami peningkatan, Dirut PJB bilang, angka kualitas udara di Jakarta justru mengalami perbaikan. Hal ini ditandai melalui kadar Emisi dan konsentrasi PM10, PM2,5, CO, NO2, SO2 dan O3 selama momentum Idul Fitri 2020.

Baca Juga: Konsumsi listrik turun, kelangsungan bisnis PLN Jakarta Raya terancam

Dalam catatan PT PJB, kadar untuk PM2,5 diketahui menurun 28%, partikulat (PM10) mengalami penurunan hingga 23%, dan CO mencapai 8%. Sementara untuk kadar nitrogen dioksida (NO2) diketahui menurun hingga  13%, belerang dioksida (SO2) turun 4% dan ozon (O3) mencapai 41%.

“Sebagai anak usaha PT PLN (Persero) di bidang penyediaan tenaga listrik, PT PJB akan terus beroperasi dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. Ini karena kelestarian lingkungan merupakan tanggung jawab kita bersama untuk masa depan anak cucu kita nanti,” tutur Dirut PT PJB.

Berangkat dari capaian ini, Kata Iwan Agung, jajaran PT PJB pun akan berkomitmen untuk terus memasok daya listrik dengan memperhatikan aspek kelestarian alam.

“Baik ketika Idul Fitri atau masa darurat Covid-19, pembangkit PT PJB yang berada di wilayah Jakarta dan sekitarnya tetap beroperasi normal dan optimal dengan pengelolaan dan pemantauan lingkungan sesuai regulasi dan perizinan. Dan pembangkit-pembangkit PT PJB yang beroperasi di sekitar Jakarta seperti unit-unit di Unit Pembangkit Muara Karang, Unit Pembangkit Muara Tawar, dan Unit Bisnis Jasa Operation & Maintentance Indramayu tetap beroperasi secara maksimal terutama pada saat Idul Fitri di bulan Mei,” imbuh Iwan Agung.

Pembangkit Ramah Lingkungan

Sebagai perusahaan peraih PROPER EMAS pertama di PLN Group, PJB selalu mengedepankan asas lingkungan dalam setiap proses bisnisnya. Sebagai contoh, untuk pembangkit di Muara Karang telah menggunakan teknologi DLN (Dry Low NOx Combustor) agar emisi gas buang yang dihasilkan bersifat ramah lingkungan.

Untuk pembangkit di Muara Tawar, PT PJB telah menggunakan teknologi EV burner yang dilengkapi dengan NOx water yang berfungsi untuk meningkatkan efisiensi pembakaran sehingga emisi yang dihasilkan lebih rendah.

Baca Juga: Hadapi pandemi, sektor infrastruktur dan industri utilitas harus cari alternatif baru

Iwan Agung menambahkan pembangkit di Indramayu pun memanfaatkan Pelet Kayu sebagai salah satu energi alternatif pengganti bahan bakar fosil. Inovasi ini dinilai efektif untuk mengurangi sampah serta menangani emisi untuk menjadi lebih ramah lingkungan.

Sementara itu, di UBJOM Indramayu juga telah digunakan teknologi ESP (Electronic Precipitator) yang fungsinya menangkap abu ukuran kecil yang biasa disebut abu terbang atau fly ash yang merupakan sisa pembakaran di boiler.

Fly ash tersebut tidak dibuang ke udara melalu cerobong tp ditangkap oleh ESP sehingga tidak mencemari udara. Abu fly ash yg dihasilkan dari ESP tersebut juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku semen, paving atau batako.

“Ini merupakan bentuk komitmen Kami sebagai anak usaha PT PLN (Persero) di dalam penyediaan daya listrik berbahan baku ramah lingkungan sehingga turut menjaga kelestarian alam,” pungkas Dirut PT PJB ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×